"Kami para nelayan, bukan tak bersyukur BBM Solar dimudahkan di kawasan kami, selain mudah, semuanya juga sudah tepat sasaran. Tapi semoga ke depan kuota solar untuk nelayan bisa ditambah,"
Deru mesin diesel kapal yang baru menjalani perbaikan menyeruak membelah kesunyian di satu petang. Desa Paluh Sibaji, Kecamatan Pantai Labu, Deliserdang, Sumatera Utara, Jumat (3/11).
Sore itu, Tukimin (52) salah satu dari 122 nelayan setempat menjalani rutinitasnya membersihkan kapal, dan menjalin jala, serta mengosongkan peti tempat membawa ikan hasil tangkapan. Dibantu keponakannya Syarif (26), Tukimin sore itu menanti jatah BBM jenis solar yang akan diterima nya untuk dipakai melaut. Meski sudah tidak terbilang tak muda lagi, Tukimi masih cekatan menyeka kapal nya yang berukuran 3 Gross Tonage (3GT), satu-satunya kapal penyangga hidup keluarga mereka.
Satu persatu jerigen yang digunakan untuk mengangkut solar BBM sudah dipersiapkan untuk diisi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) yang hanya berjarak 200 meter dari dermaga kapalnya.
"Hari ini, solar datangnya agak sore, terkadang pagi, bahkan pernah malam datangnya, tidak bisa ditebak. Yang pasti dalam satu hari pasti datang, karena kami belinya juga setiap hari, kalau tidak ya tak bisa melaut, Kami para nelayan, bukan tak bersyukur BBM Solar dimudahkan di kawasan kami, selain mudah, semuanya juga sudah tepat sasaran. Tapi semoga ke depan kuota solar untuk nelayan bisa ditambah " kata Tukimin kepada Analisadaily sembari tersenyum.
Khawatir antrean membeli solar semakin panjang, dengan penuh semangat, Tukimin pun bergegas menuju SPBUN. Persis seperti dugaannya, di sana sudah ada beberapa rekan sesama nelayan juga sudah memadati SPBUN bernomor 18.205.028 lengkap dengan jerigen-jerigen berukuran 35 liter.
Ali Usman, yang juga nelayan setempat membenarkan dan sumringah saat ditanyai bagaimana kesannya akan kehadiran SPBUN di kampung mereka. Tanpa segan, ia berkeluh kesah bagaimana tahun lalu saat belum ada SPBUN ini, mereka kesulitan dalam mencari solar.
"Alhamdulillah sekali ini sudah hadir SPBU Nelayan di sini, tahun lalu kami cari solar sampai ke Beringin sana, berjarak 6 kilometer dari kampung kita, waktu habis di jalan BBM nya juga belum tentu ada, namun sekarang sangat terbantu, semua diatur rapi. Di luar anggota koperasi atau yang tidak punya surat rekomendasi pembelian dari Dinas Kelautan, tidak dilayani pembeliannya, bersyukur sekali lah," kata Ali Usman.
Petugas Lapangan Dinas Perikanan dan Kelautan Deliserdang yang ditemui Analisadaily, Abu Salim mengatakan pihaknya tidak gegabah dalam mengeluarkan rekomendasi solar bersubsidi ini, ada beberapa syarat dan verifikasi faktual yang dibuktikan oleh timnya di lapangan, guna memastikan BBM Solar bersubsidi tersebut tepat guna menyasar nelayan-nelayan kecil.
"Ada pengecekan langsung, seperti hari ini saja, ada dua nelayan yang sudah meminta rekom, kita tidak bisa asal keluarkan, kita harus pastikan jenis GT (ukuran) kapalnya, biar solar yang direkom juga sesuai, tidak mungkin kapalnya misalnya 2GT, tapi kita keluarkan rekomendasi solarnya untuk kapal 5 GT, kan mubazir, begitu juga sebaliknya. Untuk itu kita punya tim di lapangan untuk mengecek langsung hal tersebut, biar tidak ada yang dikecewakan," kata Abu Salim.
Sementara itu, saat diwawancarai terpisah Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), Susanto August Satria mengatakan Program SOLUSI Nelayan bertujuan untuk memenuhi ketersediaan dan aksesbilitas Bahan Bakar Minyak atau produk lainnya bagi nelayan yang merupakan anggota koperasi nelayan. Dikatakan lebih lanjut nantinya ditargetkan akan ada 12 SPBUN untuk wilayah Sumbagut.
"Jadi ini kita namakan Program Solar untuk Koperasi (SOLUSI) Nelayan, kerjasama antara Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian BUMN dan Pertamina, nantinya akan ada 12 SPBUN di wilayah Sumbagut, namun ini baru ada dua yang beroperasi yakni di Aceh Besar, dan Deliserdang yang baru diresmikan pada Bulan Agustus lalu, kita juga akan terus memastikan penyaluran BBM bersubsidi bisa tepat sasaran dan tepat kuota, Pertamina juga menerapkan pendaftaran BBM melalui website subsiditepat.mypertamina.id.
Dengan microsite pencatatan ada QR Code untuk setiap surat rekomendasi dan diverifikasi oleh pusat, ini bukti nyata kita di Pertamina untuk terus hadir di masyarakat," kata August.
Nabilla, petugas nosel SPBUN mengatakan, setiap harinya mobil tangki Pertamina menjatah SPBU Solar mereka sebanyak 3 Ton, namun angka tersebut masih jauh dari cukup, mengingat di wilayah tersebut ada 203 kapal dari 122 nelayan yang memburu solar bersubsidi.
"Setiap hari ada 3 ton, berarti kalau dikali 30 hari, ada 90 ton solar didistribusikan ke SPBUN ini, jumlah itu ya kita bagi sesuai surat rekomendasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan di mana ada sekitar 203 kapal yang bisa mendapatkan solar di sini "kata Nabilla
Meski belum sempurna, namun paling tidak para nelayan di Desa Paluh Sibaji sudah menemukan SOLUSI akan ketersediaan dan akses mendapatkan BBM Solar. Demi hasil tangkapan ikan yang melimpah.