Dosen Agribisnis ST Bhinneka Pemberdayaan Masyarakat di Desa Pasar Melintang

Dosen Agribisnis ST Bhinneka Pemberdayaan Masyarakat di Desa Pasar Melintang
Dosen Agribisnis ST Bhinneka saat melakukan Pemberdayaan Masyarakat di Desa Pasar Melintang, Deliserdang (Analisa/nirwansyah sukartara)

Analisadaily.com, Medan- Tiga dosen Universitas Satya Terra Bhinneka melakukan kegiatan pemberdayaan dengan mitra masyarakat di Desa Pasar Melintang Kabupaten Deliserdang baru-baru ini.

Kegiatan ini merupakan salah satu realisasi bentuk kerja sama yang dilakukan setelah sebelumnya melaksanakan MoU dengan desa tersebut. Adapun tiga dosen yang tergabung dalam melaksanakan kegiatan tersebut adalah Vista Uli Sihombing, S.P., M.Si., Herlyna Novasari Siahaan, S.P., M.Sc., dan Rahmi Nofitasari S.P., M.P. Para dosen tersebut juga dibantu oleh dua mahasiswa agribisnis yakni Samuel Febriyanto Sirait dan Tigor Gomgom Simamora.

“Kami melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang berfokus pada pemanfaatan perkarangan rumah sebagai upaya dalam mewujudkan ketahanan pangan keluarga, sehingga masyarakat mampu untuk memenuhi pangan keluarga secara mandiri," ujar Vista, Jumat (1/12).

Pemanfaatan pekarangan rumah dilakukan karena ketersediaan lahan dan penggunaan air saat ini semakin terbatas dan berkurang. Seperti halnya dengan desa pasar melintang. Banyak dari Masyarakat tersebut juga belum mampu dalam memenuhi pangan keluarga dan mayoritas hanya bekerja sebagai buruh tani yang bekerja di lahan orang lain.

Maka melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang bertajuk “Pemanfaatan Pekarangan Rumah Dengan Sistem Budikdamber Sebagai Upaya Ketahanan Pangan Keluarga di Desa Pasar Melintang” diharapkan mampu untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Kegiatan pengabdian masyarakat tersebut dilakukan melalui system budikdamber (budidaya ikan dalam ember) dengan membudidayakan ikan dan sayuran dalam satu tempat. “Kami menggunakan ikan lele dan sayur kangkung sebagai salah satu bentuk ketahanan pangan yang dilakukan Lele dan kangkung merupakan kombinasi yang mudah untuk dilakukan sebagai tahap awal pengenalan pada system budikdamber tersebut," ujarnya.

Sistem yang dikembangkan merupakan bagian dari akuaponik. Biasanya akuaponik menggunakan bahan dan alat seperti pompa dan filter yang membutuhkan listrik, lahan yang luas dan biaya yang mahal serta rumit. Namun pengembangan melalui budikdamber justru mengggunakan bahan dan alat sederhana serta tidak membutuhkan lahan yang luas. Adapun alat dan bahan yang digunakan pada system budikdamber tersebut yaitu ember bekas, gelas mineral bekas, bibit lele, benih kangkung dan air secukupnya. Masa panen untuk kangkung kurang lebih 15-30 hari setelah penanaman sedangkan lele kurang lebih 2-3 bulan.

“Diharapkan dengan kehadiran system budikdamber tersebut menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan sebagai ketahanan pangan keluarga”.

Tim pengabdian masyarakat mengucapkan terimakasih kepada Universitas Satya Terra Bhinneka atas pemberian dana hibah dalam melaksanakan kegiatan pengabdian tersebut.

(NS/BR)

Baca Juga

Rekomendasi