Literasi Digital: Bijak Memilih Informasi Jelang Pemilu 2024

Literasi Digital: Bijak Memilih Informasi Jelang Pemilu 2024
Literasi Digital: Bijak Memilih Informasi Jelang Pemilu 2024 (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan – Informasi adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, melalui teknologi yang semakin berkembang, manusia dapat dengan mudah mendapatkan informasi melalui berbagai platform digital.

“Namun saat ini banyak sekali penipuan yang terjadi melalui informasi digital,” ucap Meutya Viada Hafid selaku Ketua Komisi I DPR RI dalam seminar Literasi Digital bertajuk “Bijak Memilih Informasi Jelang Pemilu 2024” yang digelar beberapa waktu lalu.

“Hal yang harus dilakukan dalam berselancar di ruang digital adalah cerdas dalam memilih sumber informasi, pilih dan selektif juga dalam mengikuti akun media sosial,” tambahnya, dalam keterangan diperoleh Senin (5/2).

Nurleli selaku Praktisi Media menjelaskan bahwa, menjelang Pemilu 2024 terjadi banyak banjir informasi yang kebenarannya turut dipertanyakan.

“Ada banyak sekali informasi-informasi yang mengujarkan kebencian, kebohongan, bahkan menyudutkan suatu pihak tertentu, sebab itu sebagai masyarakat yang cerdas kita harus dapat membedakan informasi yang benar maupun tidak dan bijak memilih informasi,” ucapnya.

“Teknologi yang pintar itu menuntut pengguna yang lebih pintar dalam pengoptimalan atau pemanfaatannya, jangan sampai karena teknologi yang sudah pintar ini malah kita yang dikendalikan oleh teknologi, kita sebagai pengguna harus lebih pintar dan bijak dalam pemanfaatan teknologi,” tambahnya.

Seorang Influencer dan Content Creator, Sylvi Dhea Angesti juga mengatakan, seiring dengan mendekatnya pemilihan umum 2024, masyarakat perlu memahami pentingnya menjadi konsumen informasi yang bijak di era digital.

“Sebelum mempercayai suatu berita, pastikan untuk memeriksa sumbernya. Pilih informasi dari sumber-sumber terpercaya, seperti media resmi, lembaga pemerintah, atau jurnalisme independen,” ucapnya.

“Lalu, jangan mudah terpancing emosi oleh berita yang berlebihan, karena kadang-kadang judul yang berlebihan digunakan untuk menarik perhatian tanpa memperhatikan keakuratan informasi,” tambahnya.

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi