"Kalau Tuhan sudah berkehendak, tak ada yang bisa merintangi," tegas Rimso di Sidikalang, Rabu (15/5).

Rimso mengungkap, telah mengikuti kontestasi dengan posisi calon Bupati sebanyak 4 kali. Hasilnya, kalah. Dan itu, menyakitkan. Pesta demokrasi tersebut memberinya banyak pengalaman sekaligus bahan evaluasi.

Rimso mengutarakan, 2 kali sebagai peserta di Pilkada Samosir, 1 kali di Humbang Hasundutan dan tahun 2018 silam tempur di Dairi dengan hasil memilukan.

"Dari sisi finansial, uang saya sudah banyak habis. Namun semangat melayani membuat saya pantang menyerah," ujar pengusaha ini.

Diutarakan, menghadapi pilkada tahun ini, pasangannya maju lewat jalur perseorangan. Sebanyak 25 ribu lebih surat dukungan masyarakat telah diserahkan ke KPU Kegiatan tersebut diintensifkan selama 6 bulan terakhir. Tim relawan sudah dibentuk 2 tahun silam berikut pembekalan.

Menurutnya, pengumpulan dukungan dilakukan para relawan dengan cara door to door. Warga siap diverifikasi.

"Rimso-Barita didukung 600 lebih relawan tersebar di 15 kecamatan. Mereka sangat militan," tandas Rimso.

Kenapa pilih jalur independen? Rimso menyebut, kedaulatan ada di tangan rakyat, bukan di tangan partai. Jadi, Rimso membuat kontrak politik dengan rakyat.

Kalau maju atas usungan partai politik, maka kandidat bikin kontrak dengan parpol. Hal terpenting, undang-undang memberi ruang melalui pintu perseorangan.

Sebagai bagian dari komitmen daerah, Rimso menyebut sedang membangun rumah rakyat atau posko di Sitinjo. Bulan Juni, rampung. Lahan seluas 1 hektar dibeli tahun 2016.

"Jadi, jangan dibilang, naeng gabe Bupati, alai, apala sunuk ni manuk na pe lak so adong di huta on (masa mau jadi Bupati tetapi kandang ayamnya pun tak ada di daerah ini)," kata Rimso.

Ketua KPU Dairi, Aryanto Tinendung menerangkan, 2 pasangan bakal calon Bupati/Wakil Bupati telah menyerahkan dukungan, yakni Rimso Sinaga-Barita Sihite dan Jogi Tambunan-Anwar Sani Tarigan.

(SSR/CSP)