Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Nurul Hasanudin (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Mei 2024, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mengalami inflasi secara month to month (mtm) sebesar 0,48%. Secara year on year (yoy) inflasi Sumut mencapai 4,26%, dan tingkat inflasi year to date (ytd) 1,98 persen.
"Inflasi Mei 2024 di Sumut secara mtm 0,48%. Angka inflasi ini cukup tinggi dibandingkan nasional yang mencatatkan deflasi 0,03%," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Nurul Hasanudin, Senin (3/6).
Penyumbang utama inflasi bulan Mei 2024 secara mtm adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil 0,52%. Sedangkan komoditas utama penyumbang inflasi antara lain, cabai merah, bawang merah, daging ayam ras, tomat, dan sawi hijau.
"Lima komoditas dominan penyumbang inflasi Sumut Mei 2024 secara mtm yaitu cabai merah 0,37%, bawang merah 0,23%, daging ayam ras 0,08%, tomat 0,06%, dan sawi hijau 0.03%. Sedangkan 5 komoditas penyumbang deflasi yaitu ikan dencis 0,07%, ikan tongkol 0 06%, cabai rawit 0,05%, udang basah 0,05%, angkutan udara 0,04%," terangnya.
Penyumbang utama inflasi bulan Mei 2024 secara yoy adalah kelompok makanan, minuman, tembakau dengan andil 3,42%. Komoditas penyumbang utama inflasi yaitu cabai merah, bawang merah, beras, sigaret kretek mesin (SKM) dan tomat, gula pasir, telur ayam ras, daging ayam ras, kentang, cabai hijau, cabai rawit, bawang putih, minyak goreng, sewa rumah, akademi/ Perguruan Tinggi, angkutan udara, ikan lele, Sigaret Kretek Tangan (SKT), dan kopi bubuk.
Komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, antara lain ikan dencis, ikan tongkol/ambu-ambu, udang basah, pir, ikan asin teri, ikan kembung/gembung, tembakau, pepaya, cumi-cumi, ikan senangin, daging sapi, jeruk, pengharum cucian/pelembut, sabun cair/cuci piring, bensin, kerupuk (mentah), apel, kemeja panjang katun pria, ikan teri, dan gaun/terusan wanita.
Disebutkan Hasanudin, pada Mei 2024, seluruh kota IHK di Provinsi Sumut yang berjumlah 8 kabupaten/kota mengalami inflasi y-on-y.
“Inflasi y-on-y tertinggi terjadi di Kabupaten Karo sebesar 5,37 persen dengan IHK sebesar 108,05 dan terendah terjadi di Kota Gunungsitoli sebesar 3,51 persen dengan IHK sebesar 105,89,” pungkasnya.
(RZD)