Syaifuddin (Analisadaily/Zainal Abidin)
Analisadaily.com, Serdang Bedagai - Dihadapkan pada masalah sampah yang kian memprihatinkan, meningkatnya volume sampah, terutama sampah plastik, menjadi momok bagi kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat. Tentunya, masalah sampah menjadi tantangan serius di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai).
Volume sampah yang tinggi, pertumbuhan penduduk dan pola konsumsi masyarakat yang konsumtif, menghasilkan timbunan sampah yang terus meningkat. Data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sergai menunjukkan, rata-rata sampah rumah tangga di Sergai mencapai 1,2 kg per hari per orang.
Pengelolaan sampah yang belum optimal infrastruktur pengelolaan sampah, seperti Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPST) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA), masih belum memadai. Selain itu, sistem pengangkutan sampah belum menjangkau seluruh wilayah secara merata.
Maka dengan demikian, tidak heran kalau sampai sekarang sampah terlihat sering berserak di jalan dan di parit-parit atau got akibat dari sistem pengangkutannya tidak terjadwal secara maksimal. Hal ini disebabkan kurangnya armada untuk mengangkat sampah dari rumah-rumah warga menuju TPST atau TPA.
Seorang pegiat sosial dari Komunitas Masyarakat Peduli dan Pencinta Sungai (Komppas) Kabupaten Sergai, Syaifuddin, saat ditemui, Kamis (8/8) di Sei Rampah mengatakan, permasalah sampah di Kabupaten Tanah Bertuah Negeri Beradat ini masalah yang cukup serius, salah satu faktor utamanya adalah armadanya yang minim, sebab armada yang digunakan oleh dinas terkait saat ini masih armada peninggalan dari Kabupaten Deli Serdang dulu yang dibawa ke kabupaten ini.
“Memang Motto Sergai Maju Terus sudah berjalan dengan baik, tetapi Sergai bersih belum dapat terwujud, makanya Dambaan jilid dua nanti kita harapkan agar Sergai Bersih dapat terwujud,” ungkapnya.
Menurutnya, pihak Dinas Lingkungan Hidup Sergai sudah berulang kali mengusulkan kepada bupati dan minta DPRD Sergai agar menyetujui untuk pengadaan atau membeli armada sampah, agar kegiatan mengangkat sampah di wilayah kabupaten ini berjalan lancar, namun sampai saat ini belum juga terwujud, dan tidak diketahui persis apa alasan DPRD Sergai tidak menyetujuinya, padahal sampah tersebut merupakan salah satu sumber penyakit bagi masyarakat.
Yang anehnya lagi, lanjutnya, mungkin sudah beberapa kali DPRD Sergai bersama pihak dinas terkait melakukan studi tiru atau banding ke luar daerah, namun tidak ada hasilnya yang terwujud, malah kesannya cuma penghamburan anggaran sia-sia.
Seharusnya, anggota DPRD Sergai berinisiatif bagaimana caranya supaya armada pengangkutan sampah dapat dibeli, supaya sampah-sampah baik di depan rumah-rumah masyarakat mau pasar-pasar tidak menumpuk dan dapat diangkut setiap saat.
“Padahal rata-rata rumah anggota DPRD Sergai dekat dengan tumpukan sampah, namun inisiatif yang ada pada mereka tidak digunakan sebagaimana mestinya,” bebernya.
“Oleh karenya kita berharap kepada anggota DPRD Sergai, khususnya yang baru nanti agar dapat berbuat untuk kepentingan kemaslahatan masyarakat, sebab kebersihan adalah pangkal dari kesehatan, bagaimana masyarakat bisa sehat kalau kebersihannya tidak terjaga akibat sampah-sampah berserakan,” pungkasnya.
(BAH/RZD)