Pantik, Lebah Bergantung, dan Jamsud: Uniknya Media Pembelajaran Karya Guru SDN 14 Pematang Jering

Pantik, Lebah Bergantung, dan Jamsud: Uniknya Media Pembelajaran Karya Guru SDN 14 Pematang Jering
Pantik, Lebah Bergantung, dan Jamsud: Uniknya Media Pembelajaran Karya Guru SDN 14 Pematang Jering (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Batu Bara - UPT SDN 14 Pematang Jering di Kecamatan Sei Suka, Batu Bara, Sumatera Utara terus berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran melalui metode kreatif yang melibatkan penggunaan media inovatif. Supiani S.Pd, Kepala Sekolah UPT SDN 14 Pematang Jering, menyampaikan bahwa media pembelajaran berbasis praktek nyata ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar dan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

Dalam praktiknya, beberapa guru telah menciptakan alat bantu belajar unik untuk mendukung pembelajaran di kelas. Beberapa media yang diperkenalkan antara lain "Tabung Ajaib" untuk kelas 1, "Lebah Bergantung" untuk kelas 3, "Jamsud (Jam Sudut)" untuk kelas 4, dan "Pantik (Papan Statistik)" untuk kelas 6.

Menurut Upik, guru kelas 1, Tabung Ajaib menggunakan botol bekas untuk membantu siswa mengenal angka dan meningkatkan kemampuan numerasi dasar. Anak-anak diajak memilih angka dan memahami bentuk serta tulisan angka tersebut melalui permainan sederhana namun edukatif. Media ini dirancang agar siswa lebih tertarik belajar dan mengingat angka dengan cara menyenangkan.

Sementara Media pembelajaran "Lebah Bergantung" dirancang oleh Sriyati, guru kelas 3, untuk membantu siswa memahami konsep nilai tempat bilangan. Setiap warna pada stik mewakili nilai tempat tertentu, seperti ribuan, ratusan, dan puluhan. Dengan cara ini, siswa dapat belajar menyusun angka sesuai nilai tempatnya, yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dasar matematika.

Sedangkan Robiah, guru kelas 4, memperkenalkan "Jamsud" sebagai media untuk mengajarkan konsep sudut pada jam analog. Media ini mengajarkan siswa menghitung besar sudut antar angka pada jam dan memahami konsep sudut seperti sudut siku-siku (90 derajat) dan sudut penuh (360 derajat). Jamsud ini dirancang agar anak-anak lebih mudah memahami konsep waktu dan sudut dalam bentuk visual yang menarik.

Terakhir, Hasni, guru kelas 6, menciptakan media bernama "Pantik" untuk membantu siswa dalam memahami data statistik. Pantik memungkinkan siswa untuk mencari nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median), dan nilai yang paling sering muncul (modus) dengan cara praktis. Alat ini diharapkan mempermudah siswa dalam mempelajari statistik secara mandiri.

Para guru di UPT SDN 14 Pematang Jering mengungkapkan bahwa siswa sangat antusias menggunakan media pembelajaran ini. Supiani, menegaskan, keterlibatan siswa dan dukungan dari orang tua sangat membantu kelancaran program ini. "Orang tua turut mendukung dengan menyediakan bahan yang dibutuhkan, seperti botol bekas dan alat lainnya," ungkap Supiani.

Selain memberikan dampak positif pada siswa, inovasi ini juga mendorong para guru untuk terus mengembangkan ide-ide kreatif. Supiani menambahkan bahwa sekolah secara rutin mendorong guru-guru untuk mencari metode pembelajaran baru yang lebih kreatif, agar anak-anak lebih tertarik dalam belajar.

Supiani berharap, melalui inovasi ini, UPT SDN 14 Pematang Jering dapat menjadi contoh bagi sekolah lain dalam mengimplementasikan metode pembelajaran yang kreatif. "Dengan metode yang menarik, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran dan semangat untuk belajar," tuturnya. Hal ini, menurutnya, dapat meningkatkan mutu pendidikan dan menumbuhkan minat belajar yang lebih tinggi di kalangan siswa.

Inisiatif ini menunjukkan bahwa inovasi dalam pembelajaran dapat membawa perubahan positif bagi siswa. UPT SDN 14 Pematang Jering berkomitmen untuk terus berinovasi demi pendidikan yang lebih baik di masa depan. Harapannya bisa meningkatkan Hasil ANBK (Asesmen Nasional Berbasis Komputer) di UPT SDN 14 Pematang Jering.

Sekolah ini memang tak sendirian, setidaknya ada 12 SDN lain yang juga turut serta berinovasi menciptakan media pembelajaran penguatan numerasi yang dipamerkan dalam panen karya di aula rumah Dinas Bupati Batu Bara, belum lama ini.

Jika ditotal jumlah media pembelajaran yang dipamerkan ada sebanyak 52 media pembelajaran penguatan numerasi dengan hitungan masing-masing guru sekolah membuat 4 media pembelajaran untuk siswa kelas 1 - kelas 6 SD.

Keseluruhan guru yang terlibat menjalani pelatihan dan pendampingan yang dilakukan Fasda Perubahan Tim Guru Bisa. Menurut Juni Hariyanto, Ketua Tim Guru Bisa, melalui kegiatan ini, semua guru yang terlibat mendapatkan wawasan mengenai media berbasis numerasi, karena pada umumnya, pengenalan numerasi kepada tenaga pendidik itu penuh tantangan dan dinamika.

"Selain itu, diharapkan guru-guru dapat menciptakan media numerasi dengan memanfaatkan bahan-bahan informasi dari lingkungan sekitar sebagai alat bantu di sekolah masing-masing," jelas Juni.

Facilitator Program Management Unit Tanoto Foundation, Mesri Gultom menambahkan, penggunaan sumber daya lingkungan sebagai bahan ajar memberikan dampak signifikan terhadap pemahaman numerasi siswa. Pertama, siswa menjadi lebih antusias karena belajar dalam situasi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Kedua, konsep numerasi yang sering kali abstrak menjadi lebih mudah dipahami ketika diterapkan dalam situasi nyata. Akhirnya, siswa tidak hanya belajar angka dan perhitungan, tetapi juga memahami bagaimana numerasi diterapkan dalam memecahkan masalah kehidupan.

"Dengan demikian, pemanfaatan sumber daya lokal dalam pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai pendekatan inovatif, tetapi juga mendukung tujuan pendidikan yang lebih luas dalam membekali siswa dengan keterampilan yang kontekstual, relevan, dan bermakna," pungkasnya.

(DEL)

Baca Juga

Rekomendasi