Analisadaily.com, Karo - Terharu dan sunyi. Begitulah muncul di benak kita begitu memasuki Desa Berastepu, Kecamatan Simpangempat, Kabupaten Karo yang merupakan salah satu desa kawasan zona merah erupsi Sinabung. Rumah-rumah warga mulai roboh dan ditutupi semak-belukar. Ada tinggal tiang dan dinding. Warga Desa Berastepu berjumlah 850 kk ini sudah direlokasi mandiri BNPB akibat erupsi gunung berapi Sinabung dan telah ditetapkan sebagai salah satu desa yang berada di kawasan zona merah erupsi Sinabung yang mulai erupsi akhir 2010.
Melihat Kembali Kondisi Desa Zona Merah Erupsi Sinabung: Rumah-rumah di Desa Berastepu Mulai Roboh
Salah satu bangunan rumah milik warga Desa Berastepu yang mulai roboh dan lainnya ditutupi semak-belukar ditinjau camat (kiri) didampingi warga Rivalino Bukit. (Analisadaily/Alex Ginting)
Camat Simpangempat, Binaria Surbakti bersama Analisadaily.com memantau situasi desa yang berbatasan dengan Kecamatan Namanteran, Kamis (14/11) ini, warganya telah mengelola lahan pertaniannya. Namun tidak tinggal di desa itu. Kecuali ada beberapa warga dengan membuka warung sebagai tempat ngobrol warga desa yang bertani.
Camat menjumpai beberapa warga desa yang bertani. Warga bercerita saat ini harga berbagai hasil pertanian anjlok dan ekonomi mereka sangat sulit.
Seperti salah satu produksi pertanian palawija jenis jipang muda (jenis labu-red) anjlok. Biasanya terjual 1 goni (berisi 90 buah) Rp135.000.
"Tapi saat ini hanya Rp20.000/goni," ujar warga Pak Singarimbun kepada camat. Memang harga bawang pre tetap stabil. Tapi tanaman bawang pre, tertentu daerahnya. Seperti di desa Doulu dan sebagian desa Merdeka dan Simpangempat.
Kepada Analisadaily.com dikatakan camat bahwa, sejak erupsi Sinabung berhenti, banyak warga desa-desa tinggal di lingkar Gunung Sinabung kembali bertani ke wilayahnya masing-masing.
"Itu kita (pemerintah) ijinkan asal mereka tidak tinggal di zona merah. Sebab mereka telah direlokasi melalui relokasi mandiri dan relokasi biasa," ujarnya.
Relokasi mandiri, termasuk salah satu Desa Berastepu. Warga diberi dana dan masyarakat bebas membuat atau menetapkan tempat tinggalnya. Sedangkan relokasi biasa, seperti ke Siosar. Warga diberi tempat tinggal dan lahan untuk bertani, jelas camat.
Berdasarkan pantauan, kehidupan warga desa ini hidup tenang dan damai. Masih ramah dan mudah senyum walau ekonomi mereka pada umumnya sulit. Mereka tetap berpengharapan, ke depan lebih baik dan erupsi Sinabung tidak terjadi lagi.(ALEX/BR)