Bank Soal Literasi dan Numerasi: Inisiatif Fasda Perubahan Lentera untuk Guru SD di Batu Bara (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Batu Bara - Di tengah perubahan dan harapan akan pendidikan yang lebih baik, Tim Fasilitator Daerah (Fasda) Perubahan Lentera di bawah naungan Arif Mahdian, didampingi Merli Gultom, Desi Yasnizar, Wan Safinah, dan Syamsul, berupaya mengobarkan semangat literasi dan numerasi di Kecamatan Air Putih, Batu Bara, Sumatera Utara.
Program peningkatan literasi dan numerasi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru sekolah dasar (SD) dalam membuat soal berbasis literasi dan numerasi yang kontekstual dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Diikuti 50 guru dari 25 SD di Kecamatan Air Putih, program ini menyasarkan fokus utamanya pada sekolah-sekolah yang memiliki nilai literasi dan numerasi rendah. Arif Mahdian menjelaskan bahwa program ini dilakukan dalam empat tahap, dimulai dengan pembukaan dan pemahaman materi, pendampingan daring, kunjungan lapangan ke sekolah-sekolah, serta evaluasi akhir. "Berbeda dengan tahun sebelumnya yang menyasar guru SMP, program tahun ini lebih fokus pada pengembangan kemampuan guru SD dalam menyusun soal yang berbasis literasi dan numerasi," ungkap Arif, belum lama ini.
Arif menekankan pentingnya soal-soal yang tidak hanya informatif, tetapi juga mengajak siswa berpikir kritis. “Soal yang bagus adalah soal yang menantang siswa untuk berpikir dan menemukan solusi,” ujarnya.
Selama ini, menurutnya, banyak soal konvensional yang minim stimulus dan kurang memberikan tantangan kepada siswa. Dalam program ini, para guru dilatih untuk membuat soal yang mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dan aspek literasi serta numerasi. Misalnya, soal literasi yang melibatkan tema sastra dan soal numerasi yang dapat diterapkan pada pelajaran lain seperti agama atau seni budaya.
Soal-soal yang dibuat oleh para guru juga harus mengandung elemen stimulus, seperti narasi, gambar, tabel, atau grafis, untuk memastikan variasi soal yang lebih menarik dan kontekstual. Setiap guru diwajibkan menyusun tiga soal literasi dan tiga soal numerasi, dan totalnya ada 300 soal yang kemudian akan direvisi oleh tim Fasda untuk memastikan kualitas dan kesesuaian dengan standar nasional.
Prinsipnya, program ini bertujuan untuk memberikan kompetensi kepada para guru dalam membuat soal yang mendorong siswa untuk berpikir lebih dalam, mengembangkan keterampilan literasi dan numerasi mereka. “Harapannya, kualitas pembelajaran di kelas dapat meningkat, dan nilai literasi serta numerasi siswa berkembang secara bertahap,” tutur Arif.
Setelah program ini selesai, tim Fasda Perubahan Lentera berharap agar hasil kerja mereka, berupa kumpulan soal literasi dan numerasi, dapat diserahkan kepada Dinas Pendidikan untuk diteruskan dan digunakan sebagai referensi yang dapat disebarluaskan ke sekolah-sekolah di Batu Bara. “Kami juga berencana membukukan soal-soal tersebut dalam bentuk soft copy dan hard copy untuk memudahkan distribusi dan akses bagi para guru di wilayah tersebut,” jelas Arif.
Sisi lain, Mesri Gultom, Fasilitator Program Management Unit Tanoto Foundation, menekankan pentingnya meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi guru untuk mempengaruhi kemampuan siswa. "Program ini merupakan bagian dari inisiatif Tanoto Foundation yang bertujuan membantu guru memahami literasi dan numerasi secara mendalam," katanya. Selain itu, Mesri juga menyoroti pentingnya peran orang tua dalam mendukung perkembangan literasi dan numerasi anak, mengingat anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu di rumah dibandingkan di sekolah.
Mesri juga menambahkan bahwa soal-soal literasi dan numerasi dalam buku paket saat ini sering kali hanya berfokus pada pengukuran kognitif sederhana tanpa konteks nyata yang dapat merangsang analisis dan kreativitas anak. "Soal yang baik adalah soal yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya, soal matematika yang berkaitan dengan situasi nyata, seperti menghitung jumlah berat barang yang dibeli, akan lebih relevan dan menarik bagi siswa," tambahnya.
Kegiatan refleksi dan evaluasi yang dilakukan pada akhir program memberikan kesempatan bagi peserta untuk merencanakan tindak lanjut dan mengembangkan lebih lanjut program ini. Dukungan dari Dinas Pendidikan sangat diharapkan untuk memperluas dampak positif dari program ini, yang berpotensi meningkatkan kualitas pendidikan di bidang literasi dan numerasi di wilayah Batu Bara.
Dengan harapan bahwa program ini dapat terus berkembang, tim Fasda Perubahan Lentera mengajak semua pihak terkait untuk bekerja sama demi kemajuan pendidikan di Indonesia, khususnya dalam meningkatkan kompetensi literasi dan numerasi guru sebagai landasan untuk membangun generasi penerus yang lebih cerdas dan kritis.
(DEL)