INBI bersama masyarakat, kampanye anti rokok. (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Kanker paru-paru dinobatkan sebagai jenis kanker paling mematikan berdasarkan data terbaru dari World Health Organization (WHO). Dari 185 negara, kanker paru-paru menempati posisi teratas dengan angka kasus mencapai 12,4%, disusul oleh kanker payudara (11,6%), kanker kolorektal (9,6%), kanker prostat (7,3%), dan kanker perut (4,9%).
WHO juga mencatat bahwa sebagian besar negara belum mampu menyediakan layanan kesehatan yang memadai untuk penanganan kanker. Dari survei yang melibatkan 115 negara, hanya 39 negara yang menjadikan penanganan kanker sebagai layanan kesehatan inti dalam cakupan kesehatan universal.
Dalam rangka memperingati Hari Kanker Paru-Paru Sedunia yang jatuh setiap tanggal 17 November, organisasi kemanusiaan anak muda Insan Nasional Bestari Indonesia (INBI) menggelar kampanye Anti Rokok di Car Free Day (CFD), Kesawan Square, Medan, pada 17 November 2024. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya rokok, yang merupakan penyebab utama kanker paru-paru.
Untuk memeriahkan acara, INBI mengajak pengunjung menulis pesan pada kertas karton kosong tentang urgensi Hari Kanker Paru-Paru. Selain itu, dilakukan wawancara singkat kepada peserta mengenai pemahaman mereka tentang kanker paru-paru dan dampak negatif rokok.
“Diharapkan dengan adanya kampanye ini, masyarakat semakin paham akan bahaya rokok, yang minim manfaat tetapi memiliki dampak sangat besar,” ungkap Zaki Hasibuan, penanggung jawab kegiatan.
Kampanye tersebut mendapat sambutan positif dari masyarakat. Peserta antusias mengikuti kegiatan, sekaligus mendapat edukasi tentang bahaya merokok dan pentingnya mendukung penyitas kanker paru-paru.
“Kampanyenya sangat bagus, mengingatkan kita untuk lebih waspada terhadap bahaya rokok. Kegiatan ini sangat diperlukan, terutama untuk anak muda yang masih menganggap rokok sebagai simbol gaya hidup, padahal sangat berbahaya,” ujar Maulida, salah satu peserta.
Melalui kegiatan ini, INBI berharap dapat membangun kesadaran kolektif masyarakat terhadap ancaman rokok sekaligus mendukung upaya global melawan kanker paru-paru.
(REL/SIA/BR)