Fenomena Konser Internasional: India Jadi Pasar Strategis Musisi Dunia (REUTERS/Francis Mascarenhas)
Analisadaily.com, Mumbai - Minat besar generasi muda India terhadap hiburan langsung semakin menarik perhatian musisi global. Dalam beberapa pekan terakhir, Dua Lipa dan Maroon 5 menggelar konser di Mumbai, sementara Coldplay, Ed Sheeran, Shawn Mendes, dan Green Day dijadwalkan tampil dalam tiga bulan mendatang.
“Saya sudah mendengarkan mereka secara daring selama bertahun-tahun. Melihat langsung di kehidupan nyata sangatlah mengesankan,” ujar Aseem Khan, pemuda 23 tahun asal Bhopal, yang hadir bersama tiga temannya untuk menyaksikan konser Dua Lipa.
Konser tersebut dihadiri sekitar 20.000 orang, mayoritas berasal dari generasi muda berusia 20-an yang rela melakukan perjalanan dari berbagai penjuru India. Hal ini mencerminkan fakta bahwa dua per tiga dari populasi India, yang mencapai 1,4 miliar jiwa, berada di bawah usia 35 tahun.
Menurut Khan, konser bukan hanya hiburan, tetapi juga cara untuk menghabiskan akhir pekan dengan berbagai kelompok teman. “Semua orang pergi ke konser akhir-akhir ini,” katanya.
Eksekutif di industri manajemen acara dan penjualan tiket mencatat peningkatan permintaan hiburan langsung di India. “India adalah pasar streaming audio terbesar kedua di dunia bagi banyak artis global, yang kini diterjemahkan menjadi tingginya permintaan untuk konser musik,” ungkap Anil Makhija, Chief Operating Officer untuk hiburan langsung di BookMyShow, platform penjualan tiket terbesar di India.
Adam Wilkes, CEO AEG untuk Asia Pasifik, mengungkapkan bahwa artis global kini memprioritaskan India sebagai tujuan mereka. “Beberapa tahun lalu, kami harus meyakinkan mereka untuk tampil di India. Kini, mereka yang meminta untuk diundang ke sini,” katanya.
Peningkatan ini juga memicu ledakan hiburan langsung lainnya. Data BookMyShow menunjukkan bahwa ada 27.000 acara langsung di India pada Januari-November 2024, meningkat 35% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Konser tidak hanya membawa dampak budaya tetapi juga ekonomi. Menurut laporan Bank of Baroda, pengeluaran terkait konser – termasuk transportasi, akomodasi, makanan, dan merchandise – diperkirakan mencapai antara 60 miliar hingga 80 miliar rupee per tahun.
Peningkatan infrastruktur di India, didukung oleh keberhasilan acara olahraga besar seperti IPL, telah mengurangi tantangan logistik dalam menyelenggarakan konser besar.
Meski pendapatan per kapita India relatif rendah, jumlah warga dengan pendapatan tahunan lebih dari 1 juta rupee telah meningkat dua kali lipat menjadi lebih dari 12 juta orang dalam lima tahun terakhir. Hal ini menciptakan pasar yang kuat untuk tiket konser dengan harga premium, seperti tiket Coldplay yang dijual seharga 2.500 hingga 35.000 rupee.
Antusiasme tidak hanya terkonsentrasi di kota-kota besar seperti Mumbai dan Delhi. Kota-kota tingkat dua dan tiga, seperti Shillong dan Ahmedabad, kini menjadi pusat hiburan langsung. Coldplay bahkan memilih Ahmedabad sebagai lokasi konser terbesar mereka, dengan kapasitas stadion mencapai 130.000 penonton.
Bryan Adams dijadwalkan tampil di Shillong minggu depan, sementara Ed Sheeran akan memulai tur 2025-nya di Pune. “Jika India bisa menjadi pasar dengan 5-6 kota besar seperti Kanada, Inggris, atau Jepang, maka negara ini akan masuk jajaran pasar hiburan langsung terbesar di dunia,” tambah Wilkes.
Dengan pertumbuhan tahunan gabungan lebih dari 20%, pendapatan pasar hiburan langsung di India diperkirakan mencapai $1,7 miliar pada 2026.
Musisi seperti Ed Sheeran mengakui kesenangan tampil di India. “Saya benar-benar merasakan cinta di sini. Orang-orang sangat antusias, dan saya merasa cocok dengan energi mereka,” ujarnya dalam sebuah wawancara.
Dengan semakin banyaknya konser dan peningkatan infrastruktur, India semakin memantapkan dirinya sebagai salah satu tujuan utama bagi artis global dan pecinta hiburan langsung.
(DEL)