Ilustrasi (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Penelitian sejatinya bisa dijadikan beragam luaran, seperti paten, artikel jurnal, dan buku. Sayangnya, luaran penelitian dosen hanya berhenti di artikel jurnal.
Padahal, menerbitkan buku dari hasil penelitian lebih mudah, memiliki nilai angka kredit yang juga tinggi hingga 40 poin, dan memberikan manfaat ekonomi berupa royalti. Menerbitkan buku bisa jadi salah satu strategi akselerasi karir dosen Anda.
Tertarik menerbitkan buku dari hasil penelitian yang bisa Anda klaim untuk kenaikan jabatan fungsional Anda? Simak baik-baik cara konversi KTI yang bisa Anda ikuti.
Konversi KTI Menjadi Buku Apa?
Ada banyak karya tulis ilmiah dalam bentuk bukan buku yang bisa diubah menjadi buku. Misalnya tugas akhir yang mencakup skripsi, tesis, disertasi, hingga artikel jurnal. Konversi KTI menjadi buku nantinya akan menjadi buku ilmiah.
Jenis buku ilmiah hasil konversi KTI atau hasil penelitian biasa dikenal dengan buku monograf dan buku referensi. Umumnya, konversi KTI ini dilakukan oleh dosen dan peneliti untuk mengembangkan bentuk publikasi dari hasil penelitian yang dilakukan.
Buku hasil konversi KTI bisa diklaim dan memiliki nilai angka kredit yang bermanfaat untuk kenaikan jabatan fungsional mereka. Buku monograf memiliki nilai angka kredit maksimal 20 poin sedangkan buku referensi maksimal 40 poin.
Keuntungan Konversi KTI Menjadi Buku
Konversi KTI dari bentuk bukan buku menjadi buku memberi keuntungan bagi banyak pihak. Baik itu untuk dosen, mahasiswa, dan juga para peneliti. Berikut manfaat konversi KTI menjadi buku bagi penulis:
1. Memperluas Jangkauan Pembaca
Menyusun karya tulis dan dipublikasikan memiliki harapan menarik minat banyak pembaca. Supaya isi karya tulis ini dibaca lebih banyak orang, Anda bisa mempublikasikannya dalam lebih dari satu bentuk.
Konversi membantu mempublikasikan karya tulis dalam beberapa bentuk sekaligus. Konversi membantu Anda menyajikan isi menjadi lebih sederhana sehingga bisa diterima oleh masyarakat lebih luas. Jadi, karya Anda tidak hanya dibaca masyarakat ilmiah tetapi juga masyarakat umum.
2. Memperluas Manfaat Penelitian
Publikasi hasil penelitian dalam beberapa bentuk, misalnya artikel ilmiah pada jurnal dan buku monograf. Hal ini tentu akan meningkatkan jumlah pembaca sehingga semakin banyak orang yang mengetahui hasil penelitian tersebut dan memanfaatkannya.
Hasil penelitian Anda pun semakin tersebar luas dengan melakukan konversi. Bagi dosen dan peneliti, hal ini tentu memberi kepuasan tersendiri karena berhasil memberi manfaat secara nyata.
3. Menambah Poin Angka Kredit Dosen
Khusus untuk dosen, melakukan konversi pada karya tulis yang dibuat bisa menambah poin angka kredit. Publikasi dalam jurnal ilmiah memberi tambahan poin, begitu juga jika dipublikasikan dalam bentuk buku. Jika satu hasil penelitian dipublikasikan ke jurnal dan ke buku, praktis menjadi dua sumber angka kredit.
Berapa poin angka kredit yang diperoleh dosen saat menerbitkan buku konversi dari hasil penelitian seperti buku monograf dan buku referensi? Ini detail poinnya:
- Angka kredit buku monograf : maksimal 20 poin
- Angka kredit buku referensi : maksimal 40 poin
4. Mempercepat Pemenuhan Syarat Kenaikan Jabatan Fungsional
Dengan melakukan konversi KTI menjadi buku, luaran penelitian Anda tidak hanya artikel jurnal tetapi juga buku. Anda akan mendapatkan double angka kredit dan hal ini akan mempercepat akumulasinya. Jadi, jumlah angka kredit semakin cepat terpenuhi sehingga Anda bisa mengajukan kenaikan jabatan fungsional ke jenjang yang lebih tinggi.
5. Mendapat Keuntungan dari Segi Finansial
Dosen maupun peneliti yang mempublikasikan temuannya dalam bentuk jurnal. Tentu tidak mendapat manfaat finansial. Namun, jika melakukan konversi dan diubah menjadi buku ilmiah. Maka ada manfaat finansial didapatkan, karena buku memberi pemasukan melalui royalti.
6. Salah Satu Bukti Kepakaran
Tidak semua orang bisa meneliti dan menulis buku berisi temuan dalam penelitian tersebut. Menulis dan menerbitkan buku hasil konversi bisa menunjukan keterampilan dalam menulis. Isi dari buku tersebut, juga menjadi bukti kepakaran penulisnya di suatu bidang keilmuan.
Cara Mengubah KTI Menjadi Buku
Melakukan konversi dianggap rumit dan sulit, karena berhadapan dengan struktur yang jauh berbeda. Begitu juga dengan gaya bahasa dan aspek tertentu. Jika belum terbiasa, maka kesulitan bisa terasa berlipat-lipat.
Cara paling tepat dalam proses konversi KTI adalah memahami bagaimana mengubah struktur karya ilmiah bukan buku menjadi buku. Jika karya tulis berbentuk artikel ilmiah, maka bagian yang mengalami banyak perubahan adalah pada Results dan Discussion (hasil penelitian dan pembahasan).
Pada bagian ini, penulis perlu mengembangkannya agar hasil penelitian bisa dijelaskan dengan lebih detail kepada pembaca. Selain itu, perlu menggunakan gaya bahasa sederhana agar mudah dipahami pembaca dengan berbagai latar belakang.
Sementara untuk karya tulis ilmiah dalam bentuk tugas akhir seperti skripsi, tesis, dan disertasi, perubahan struktur paling besar adalah pada bab hasil dan pembahasan sehingga tidak berbeda jauh dengan artikel ilmiah pada jurnal.
Pada bagian ini, proses konversi disarankan lebih fokus pada hasil penelitian dan implikasi atau penerapannya. Sedangkan pembahasan mengenai metode penelitian dianjurkan untuk tidak dijelaskan mendetail. Cukup sekilas saja.
Mengubah struktur karya tulis ilmiah bukan buku menjadi buku memang harus teliti. Sebab, ada standar struktur buku dalam dunia penerbitan. Standar ini tentunya perlu dipenuhi agar buku tersebut bisa diterbitkan dengan ISBN.
Proses konversi pada akhirnya membutuhkan keterampilan parafrase, sehingga bisa mengubah gaya bahasa yang ilmiah menjadi lebih umum dan sederhana. Bagi para penulis atau dosen yang kesulitan dalam hal ini atau mungkin memiliki keterbatasan waktu, Anda bisa mempertimbangkan jasa konversi KTI dari penerbit yang kredibel dan berpengalaman melakukan konversi menjadi buku ber-ISBN.
Untuk bisa diklaim menjadi angka kredit, Anda perlu menerbitkan buku sesuai dengan standar berikut:
- Memiliki ISBN / E-ISBN (Standar Dikti)
- Diterbitkan oleh penerbit anggota IKAPI (Standar Dikti)
- Diterbitkan secara umum dan luas, tidak terbatas (Standar Perpusnas).
- Terdapat di pasaran bai offline (toko buku) atau online (website, marketplace, e-commerce) (Standar Perpusnas).
- Penerbit memiliki website dan link yang bisa diakses (Standar Perpusnas)
Penerbit Deepublish telah sesuai dengan standar di atas dan bisa membantu Anda mengonversi hasil penelitian menjadi buku yang bisa Anda ajukan untuk mendapat angka kredit. Jadi, waktu Anda bisa efisien dan bisa mengerjakan tridharma yang lain secara maksimal.
Kunci Konversi KTI Menjadi Buku Ber-ISBN
Melakukan konversi KTI memang tidak mudah, apalagi jika selama ini Anda terbiasa menyusun karya tulis ilmiah berupa artikel jurnal. Hal ini tentu memberi tantangan tersendiri karena Anda perlu mengubah restruktur dan melakukan parafrase yang bisa berskala besar.
Bagi Anda seorang dosen, struktur buku juga harus disesuaikan dengan benar agar bisa lolos ISBN sekaligus sesuai ketentuan Ditjen Dikti. Apabila naskah buku sudah sesuai, angka kredit baru bisa Anda peroleh.
Namun, Anda tak perlu khawatir dan menghabiskan banyak waktu. Cukup kirimkan naskah KTI Anda ke Penerbit Deepublish, tim bersertifikasi akan memproses konversi KTI menjadi naskah buku melalui Layanan Parafrase Konversi.
Daripada penelitian hanya menjadi artikel jurnal, kenapa tidak mengubahnya menjadi naskah buku yang berpeluang mendapat ISBN? Buku bisa Anda ajukan untuk mendapat tambahan angka kredit. Terbukti sudah 500+ naskah berhasil dikonversi dan mendapat nomor ISBN.
Yuk, daftar melalui
Layanan Parafrase Konversi di penerbit Deepublish sekarang! Konversi KTI semakin mudah, angka kredit pun bertambah.
(Adv)