Mengoptimalkan Ekonomi Digital: Kunci Pemerintah Prabowo Capai Target Pertumbuhan 7-8% (Analisadaily/ilustrasi)
Analisadaily.com, Jakarta - Dalam upaya mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 7-8% di era pemerintahan Prabowo, Ekonom INDEF, Eisha M. Rachbini, Ph.D, menekankan pentingnya strategi yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Menurutnya, pendekatan yang inovatif dan sektor-sektor pengungkit baru sangat diperlukan untuk merealisasikan visi tersebut.
Dalam diskusi publik bertajuk “Evaluasi Kritis 100 Hari Pemerintahan Prabowo Bidang Ekonomi” pada Rabu, (22/1/2025), Eisha menyoroti bahwa perkembangan teknologi digital yang pesat membuka peluang besar bagi ekonomi digital. Sektor-sektor seperti hilirisasi industri, pariwisata, dan teknologi ekonomi digital harus menjadi prioritas. Lebih lanjut, ia menekankan perlunya digitalisasi di seluruh sektor ekonomi guna meningkatkan kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
“Saat ini, ruang ekonomi digital masih terbuka luas. Kontribusi sektor e-commerce terhadap PDB, misalnya, baru mencapai 3,7% pada 2024, dan diproyeksikan tumbuh hingga 7,1% pada 2025,” jelasnya.
Meski nilai transaksi e-commerce masih mendominasi dibanding sektor transportasi, traveling, dan media online, beberapa platform digital di Indonesia mengalami penurunan transaksi dalam beberapa tahun terakhir. Fenomena ini, meskipun tetap bertumbuh, terjadi akibat melemahnya daya beli masyarakat yang dipengaruhi kondisi ekonomi nasional. Bahkan momentum seperti Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) hanya memberikan sedikit dorongan pertumbuhan dibandingkan periode yang sama pada 2023.
Eisha juga menyoroti potensi besar di sektor keuangan digital seiring dengan meningkatnya akses internet dan adopsi teknologi di Indonesia. Survei menunjukkan bahwa konsumen perbankan mulai beralih ke layanan keuangan digital, termasuk fintech. Namun, tantangan tetap ada, seperti penurunan minat di beberapa segmen.
Meski demikian, layanan fintech mulai menarik perhatian kelompok marginal, seperti Usaha Kecil dan Menengah (UKM), yang dapat menjadi motor penggerak aktivitas ekonomi.
“Secara teori, aktivitas ekonomi di sektor keuangan menjadi kunci pendorong pertumbuhan ekonomi. Karena itu, penting untuk menciptakan iklim yang mendukung akses modal dan keuangan,” ungkap Eisha.
Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah perlu memastikan akses yang lebih mudah terhadap pembiayaan dan infrastruktur teknologi. Dukungan kepada UKM serta peningkatan kualitas layanan digital menjadi langkah penting untuk mendukung target ambisius tersebut. Dengan strategi yang tepat, sektor ekonomi digital diharapkan mampu menjadi katalis utama pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Strategi yang disesuaikan dengan perkembangan zaman serta dukungan pada sektor-sektor pengungkit baru diyakini mampu membawa Indonesia menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan.
(DEL)