Analisadaily.com, Medan- Tingginya angka penderita diabetes di Kota Medan mendapat sorotan dari berbagai pihak. Ketua Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen (LAPK) Medan, Padian Adi S Siregar menilai salah satu penyebabnya adalah konsumsi berlebihan minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK). Ia mendesak pemerintah kota segera mengambil langkah konkret untuk mengendalikan konsumsi MBDK melalui regulasi dan edukasi.
“Secara klinis mungkin tidak bisa langsung dikaitkan bahwa diabetes di Medan disebabkan oleh MBDK, tapi kandungan gula dalam minuman ini sering kali melampaui ambang batas harian. Ini jadi persoalan ketika masyarakat juga mengonsumsi gula dari sumber lain, seperti nasi dan makanan instan,” ujar Padian dalam coffee morning di Inna Deli Hotel, Selasa (23/1/2025).
Menurutnya, langkah utama yang perlu dilakukan Pemkot Medan adalah menerapkan kebijakan kantin sehat di sekolah, rumah sakit, dan fasilitas umum lainnya. "Kami berharap pemerintah, melalui Dinas Kesehatan atau instansi terkait, bisa mengeluarkan peraturan daerah (Perda) atau peraturan wali kota (Perwal) untuk memastikan makanan dan minuman yang dijual lebih sehat," tambahnya.
Selain itu, Padian juga mengusulkan adanya Puskesmas dan sekolah percontohan yang menyediakan kantin bebas dari produk MBDK. Langkah ini dinilai penting untuk memberikan edukasi langsung kepada masyarakat mengenai pola konsumsi sehat.
Dinkes Medan Dukung Pengenaan Cukai MBDK
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dr. Pocut Fatimah Fitri, MARS , menyatakan dukungan penuh terhadap wacana pengenaan cukai pada MBDK. Ia menilai, kebijakan ini akan berdampak positif bagi kesehatan masyarakat.
“Kami dari Dinas Kesehatan sangat mendukung pengenaan cukai MBDK. Dengan naiknya harga akibat cukai, konsumsi bisa berkurang, dan masyarakat akan lebih sadar untuk memilih makanan dan minuman sehat,” ungkap dr. Pocut.
Ia juga menyoroti tingginya angka penderita diabetes di Medan berdasarkan survei yang dilakukan, menjadikan edukasi konsumsi sehat sebagai prioritas. “Kami berharap masyarakat memahami pentingnya mengurangi konsumsi gula demi kesehatan, terutama generasi muda. Ini adalah investasi kesehatan jangka panjang,” katanya.
Cukai MBDK Dorong Reformasi Produk
Di sisi lain, Pemeriksa Bea Cukai Medan, Bosker Edward Hutabarat, menjelaskan bahwa cukai pada MBDK diharapkan tidak hanya menekan konsumsi, tetapi juga mendorong reformasi produk oleh industri.
“Pengenaan cukai dapat membuat produsen mengubah komposisi produk menjadi lebih sehat, seperti menurunkan kadar gula. Selain itu, hasil penerimaan cukai dapat dialokasikan untuk belanja kesehatan dan edukasi masyarakat,” jelas Bosker.
Ia menambahkan, negara-negara tetangga seperti Malaysia, Brunei, dan bahkan Timor Leste telah lebih dulu menerapkan kebijakan cukai MBDK. Indonesia diharapkan segera menyusul untuk menjaga kesehatan masyarakat sekaligus meningkatkan penerimaan negara.
Dengan berbagai dukungan ini, diharapkan Pemkot Medan segera mengambil langkah progresif untuk mengendalikan konsumsi MBDK dan menekan angka diabetes. Regulasi yang tepat tidak hanya akan melindungi masyarakat, tetapi juga menciptakan generasi yang lebih sehat di masa depan.