300 Ulos Antik Dipamerkan dalam Pameran Jambarta Ulos and Artefact

300 Ulos Antik Dipamerkan dalam Pameran Jambarta Ulos and Artefact
Desainer Torang Sitorus, penggagas Pameran Jambarta Ulos and Artefact (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Tapanuli Utara - Pameran Jambarta Ulos and Artefact yang digelar sejak Desember 2024 hingga Mei 2025 di Piltik Cafe, Siborong-borong, Balige menampilkan lebih dari 300 kain ulos antik. Ratusan ulos antik ini akan dipamerkan secara bergilir setiap 2 bulan.

Desainer Torang Sitorus, yang menjadi penggagas acara ini, menuturkan, pameran ini menjadi momentum bagi masyarakat Toba untuk lebih menghargai warisan budaya mereka.

"Jadi aku pikir sih udah waktunya ya, kan rasa bangga itu udah dibangun sejak lama sekali. Terus ini memasuki 22 tahun perjalananku, saat ini udah waktunya lah dibikin sesuatu. Supaya orang-orang di Toba sendiri bisa lebih appreciate, tau yang mereka kerjakan selama ini udah dipakai banyak orang, termasuk banyak selebriti yang udah mengenakan ulos-ulos itu," kata Torang, Kamis (20/2).

Pameran ini mengusung konsep 3 masa: masa lalu, masa kini, dan masa depan. Masa lalu menampilkan ulos-ulos antik yang sudah berusia ratusan tahun dan dikumpulkan dari koleksi pribadi Torang.

Masa kini menghadirkan ulos yang telah direvitalisasi, sementara masa depan menampilkan karya ulos yang telah diolah menjadi busana oleh desainer ternama.

"Misi kita udah dua tahun ini, membawa ulos ke dunia internasional. Dari 2024-2025, kita memang pamerannya kebanyakan di luar negeri. Karena Indonesia udah berhasil kita ulosin, udah banyak orang sekarang tau ulos, udah banyak orang juga yang menggarap ulos. Sekarang kita bermimpi ulos ini bisa lebih luas go internasional, dengan harapan desainer-desainer luar negeri tau ulos," jelasnya.

Pameran ini juga menampilkan artefak budaya Batak seperti gorga, singa-singa, tunggal panaluan, dan saham yang selama ini tersimpan dalam koleksi pribadi Torang.

"Itu kan udah hilang ya, maksudnya udah di tangan kolektor semua. Jadi itu kita pamerin koleksi-koleksiku yang selama ini disimpan di koleksi pribadi, saya perkenalkan kembali di Toba supaya mereka lebih menjaga sih," tambahnya.

Selama 6 bulan berlangsung, lokasi pameran di Piltik Cafe akan terus menampilkan berbagai koleksi ulos dengan konsep yang lebih modern dan menarik.

"Jadi nanti selama 6 bulan pameran itu akan berlangsung dan per 2 bulan kita nanti akan ganti ulos antik, lebih ke apa namanya, display-nya itu lebih keren, lebih ke kinian," terang Torang yang saat ini fokus mengembangkan serat kain dari nenas.

Tigor Siahan, pemilik Piltik Coffee, yang menjadi lokasi pameran ini, mengungkapkan, seni adalah salah satu kunci kemajuan wilayah.

"Bukan soal mau ya, ini memang adalah visi bagaimana kita memajukan Bona Pasogit, memajukan kampung kita melalui seni. Saya percaya seni itu bisa menggerakkan semua dengan suka cita. Semua orang akan bergembira melakukan sesuatu dengan seni," kata Tigor didampingi sang istri Vera Hutauruk.

Menurut Tigor, pameran ini bukan sekadar ajang seni, tetapi juga upaya membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan, kerapihan, dan hospitality untuk mendukung pariwisata di Tapanuli Utara.

"Target besarnya adalah meningkatkan kesadaran masyarakat dan membangun ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi melalui pariwisata. Kita harus sadar bahwa sawah, danau, gunung, dan air terjun yang kita miliki bukan sekadar pemandangan, tetapi memiliki nilai ekonomi yang bisa dikembangkan," tambahnya.

Ia juga menekankan pentingnya peran kolaborasi antara seniman, masyarakat, dan pemerintah dalam mendukung ekosistem seni dan budaya.

"Kolaborasi itu sangat penting. Pemerintah punya peran dalam membangun infrastruktur dan regulasi, sementara masyarakat dan seniman bergerak dengan kreativitas dan inisiatif. Kalau semua kompak, saya yakin kita bisa mencapai perubahan besar untuk daerah ini," ungkapnya.

Menandai pembukaan pameran, sebanyak 26 busana berbahan ulos karya Torang Sitorus turut ditampilkan dalam fashion show yang dihadiri sejumlah tamu undangan, termasuk para penenun yang selama ini memasok kain ulos untuk karya Torang Sitorus.

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi