
Analisadaily.com, Medan - Universitas Sumatera Utara (USU) kembali mengukuhkan 6 Guru Besar dalam upacara pengukuhan Guru Besar Tetap di Gelanggang Mahasiswa USU, Rabu (26/2/2025).
Adapun 6 guru besar yang dikukuhkan di antaranya, Prof. Dr. Ir. Fatimah, M.T. dari Fakultas Teknik, Prof. Dr. Ir. Anizar, M.Kes., IPU. ASEAN Eng. dari Fakultas Teknik, Prof. Dr. Endang Sulistya Rini, SE., M.Si. dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Prof. Dr. Ir. Tulus Burhanuddin Sitorus, S.T., M.T., IPM dari Fakultas Teknik, Prof. Dr. Yeni Absah, SE., M.Si dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan Prof. Dr. Ir. Zulhaida Lubis, M.Kes. dari Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Terhitung sejak Januari hingga 26 Februari 2025, USU telah mengukuhkan 30 orang Guru Besar Tetap. Rektor USU, Prof. Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si. dalam sambutannya menyampaikan harapannya agar para Guru Besar dapat terus berinovasi dalam memperkuat ekosistem pendidikan untuk mendukung USU sebagai universitas berkelas dunia.
“Kami menunggu karya dan inovasi para Guru Besar USU agar terus mendukung USU sebagai Universitas Berkelas Dunia, terutama dalam menata dan memperkuat ekosistem pendidikan di USU,” tutur Prof. Muryanto Amin.
Salah satu Guru Besar yang dilantik, Prof. Dr. Ir. Zulhaida Lubis, M.Kes., mengungkapkan bahwa penelitian yang ia lakukan berfokus pada gizi, kesehatan, dan kecerdasan.
Prof. Zulhaida Lubis mengatakan penelitian tersebut selaras dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
“Penelitian saya lebih banyak kaitannya dengan gizi, kesehatan, dan kecerdasan. Menyangkut ke SGDs yang tujuannya memperoleh SDM berkualitas. Itu penelitiannya, jadi bagaimana perbaikan gizi itu di usia dini,” ungkap Prof. Zulhaida Lubis.
Lebih lanjut, Prof. Zulhaida Lubis juga menyatakan keinginannya untuk terus mengembangkan pemanfaatan pangan berbasis potensi lokal. Menurutnya, setiap daerah memiliki sumber daya pangan yang dapat diolah menjadi makanan bergizi, sehingga dapat berperan dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat.
“Saya tetap ingin meneruskan pemanfaatan pangan potensi lokal. Setiap wilayah itu punya potensi, kemudian mengolahnya jadi pangan bergizi, sehingga dapat membantu penyelesaian pemenuhan kebutuhan gizi,” ujar Prof. Zulhaida Lubis.
(WITA/BR)