Merawat IMM, Memajukan Indonesia : Refleksi dan Proyeksi 61 Tahun Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Merawat IMM, Memajukan Indonesia : Refleksi dan Proyeksi 61 Tahun Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Merawat IMM, Memajukan Indonesia : Refleksi dan Proyeksi 61 Tahun Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Analisadaily/istimewa)

Pendahuluan

Tanggal 14 Maret 2025 menandai perjalanan 61 tahun Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dalam berkiprah dan berkontribusi bagi bangsa Indonesia. Organisasi yang lahir pada 14 Maret 1964 di Yogyakarta ini telah mengukir sejarah panjang sebagai wadah perjuangan mahasiswa Muslim progresif yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam dan semangat pembaharuan (tajdid). Dalam usianya yang ke-61, IMM menghadapi tantangan yang semakin kompleks seiring dengan pesatnya perkembangan zaman. Tema "Merawat IMM dan Memajukan Indonesia" menjadi refleksi sekaligus proyeksi tentang peran dan kontribusi IMM dalam konteks kekinian dan masa depan.

Sebagai organisasi mahasiswa yang berafiliasi dengan Muhammadiyah, IMM memiliki posisi strategis dalam mengembangkan potensi intelektual, spiritual, dan sosial para kadernya. Nilai-nilai dasar yang menjadi ruh gerakan IMM—keilmuan, keislaman, dan kemanusiaan—menjadi modal utama dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. Dalam perjalanan 61 tahunnya, IMM telah melahirkan ribuan kader yang berkiprah di berbagai bidang kehidupan, mulai dari pendidikan, politik, ekonomi, sosial, hingga budaya.

Namun, di tengah euforia pencapaian dan keberhasilan, penting bagi IMM untuk melakukan introspeksi dan evaluasi diri. Bagaimana organisasi ini dapat terus bertahan dan berkembang di tengah arus perubahan yang begitu cepat? Bagaimana IMM dapat terus relevan dengan kebutuhan zaman tanpa kehilangan jati dirinya? Dan yang paling penting, bagaimana IMM dapat berkontribusi nyata dalam memajukan Indonesia? Tulisan ini akan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan merefleksikan perjalanan IMM selama 61 tahun dan memproyeksikan perannya dalam memajukan Indonesia di masa depan.

Menelusuri Jejak Sejarah: 61 Tahun IMM dalam Lintasan Waktu

Kelahiran IMM tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial, politik, dan keagamaan pada masa itu. Pada awal 1960-an, Indonesia berada dalam situasi yang penuh gejolak. Secara politik, Presiden Soekarno menerapkan konsep Demokrasi Terpimpin yang cenderung otoritarian. Secara ekonomi, negara mengalami inflasi yang sangat tinggi. Secara ideologis, terjadi pertarungan sengit antara kekuatan nasionalis, agama, dan komunis. Di tengah situasi tersebut, Muhammadiyah merasa perlu membentuk sayap mahasiswa yang dapat menjadi garda depan dalam memperjuangkan nilai-nilai Islam yang berkemajuan.

Pada 14 Maret 1964, IMM resmi berdiri dengan dukungan penuh dari PP Muhammadiyah. Tokoh-tokoh seperti Djazman Al-Kindi, Sudibyo Markus, dan M. Amien Rais menjadi motor penggerak berdirinya organisasi ini. IMM lahir dengan semangat untuk mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan keilmuan modern, sesuai dengan moto "Anggun dalam Moral, Unggul dalam Intelektual".

Dalam perjalanan sejarahnya, IMM telah melewati berbagai fase penting. Pada masa Orde Baru, IMM harus berhadapan dengan kebijakan normalisasi kehidupan kampus yang membatasi aktivitas politik mahasiswa. Namun, IMM tetap konsisten menjalankan perannya sebagai organisasi kader yang berfokus pada pengembangan intelektualitas dan spiritualitas anggotanya. Ketika reformasi bergulir pada 1998, kader-kader IMM turut berperan aktif dalam gerakan mahasiswa yang menuntut perubahan.

Memasuki era reformasi, IMM mengalami perkembangan yang signifikan. Cabang-cabang IMM bermunculan di berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Program-program IMM pun semakin beragam, mulai dari diskusi ilmiah, pelatihan kepemimpinan, hingga aksi-aksi sosial. IMM juga semakin aktif dalam merespons isu-isu kontemporer seperti demokrasi, hak asasi manusia, dan keadilan sosial.

Kini, di usia ke-61, IMM telah tumbuh menjadi organisasi mahasiswa yang disegani. Dengan ribuan kader yang tersebar di seluruh Indonesia, IMM memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Namun, tantangan yang dihadapi pun tidak sedikit, terutama di era disrupsi digital yang mengubah secara fundamental cara manusia berinteraksi dan berpikir.

Tantangan Kontemporer: Merawat IMM di Era Disrupsi

Merawat IMM di era kontemporer bukanlah tugas yang mudah. Berbagai tantangan muncul seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan perubahan sosial. Beberapa tantangan utama yang dihadapi IMM antara lain adalah di tengah arus globalisasi dan penetrasi budaya populer, banyak mahasiswa yang kehilangan akar identitasnya. Nilai-nilai konsumerisme dan hedonisme semakin mendominasi gaya hidup mahasiswa. Akibatnya, pemahaman dan penghayatan terhadap nilai-nilai dasar IMM yaitu keilmuan, keislaman, dan kemanusiaan semakin memudar. Selain itu, berkembangnya berbagai paham ekstremisme dan radikalisme di kalangan mahasiswa juga menjadi tantangan tersendiri bagi IMM yang menjunjung tinggi moderasi beragama (wasathiyah).

Tantang selanjutnya adalah Kaderisasi. Kaderisasi merupakan jantung dari keberlangsungan organisasi. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kualitas kaderisasi IMM cenderung menurun. Hal ini ditandai dengan semakin sedikitnya kader yang memiliki pemahaman mendalam tentang nilai-nilai dasar IMM dan Muhammadiyah. Selain itu, sistem kaderisasi yang kurang adaptif terhadap perkembangan zaman juga menjadi kendala dalam menarik minat mahasiswa untuk bergabung dengan IMM.

Tidak kalah pentingnya tantangan era digital. Revolusi industri 4.0 dan society 5.0 telah mengubah secara fundamental cara manusia berinteraksi dan memperoleh informasi. Media sosial dan berbagai platform digital menjadi ruang utama bagi mahasiswa dalam berkomunikasi dan mengekspresikan diri. Hal ini menuntut IMM untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi tanpa kehilangan esensi gerakan. Selain itu, fenomena post-truth dan informasi palsu (hoax) juga menjadi tantangan tersendiri bagi IMM dalam mengembangkan pemikiran kritis kadernya.

Selanjutntya perubahan dinamika kampus. Implementasi kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) telah mengubah dinamika pembelajaran di perguruan tinggi. Mahasiswa memiliki lebih banyak pilihan dalam menentukan jalur pembelajaran, termasuk magang, pertukaran pelajar, dan proyek independen. Hal ini berdampak pada pola aktivitas organisasi kemahasiswaan, termasuk IMM, yang harus bersaing dengan berbagai program MBKM dalam menarik minat mahasiswa.

Tantangan terakhir adalah ekonomi dan sosial. Ketimpangan ekonomi dan sosial semakin melebar di Indonesia. Biaya pendidikan tinggi yang semakin mahal menyebabkan banyak mahasiswa harus bekerja paruh waktu untuk membiayai studinya. Kondisi ini berdampak pada berkurangnya waktu dan energi mahasiswa untuk aktif dalam organisasi kemahasiswaan, termasuk IMM.

Menghadapi berbagai tantangan tersebut, IMM perlu melakukan langkah-langkah strategis untuk merawat organisasi agar tetap relevan dan berkembang. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain adalah

Pertama: Revitalisasi Sistem Kaderisasi. IMM perlu melakukan pembaruan sistem kaderisasi yang lebih adaptif terhadap perkembangan zaman tanpa mengorbankan substansi nilai-nilai dasar organisasi. Pendekatan kaderisasi perlu lebih kontekstual, dialogis, dan berbasis pengalaman (experiential learning). Selain itu, IMM juga perlu mengembangkan metode kaderisasi yang memanfaatkan teknologi digital, seperti e-learning dan blended learning.

Kedua: Penguatan Basis Intelektual. Sebagai organisasi mahasiswa, IMM perlu memperkuat basis intelektualnya melalui kajian-kajian ilmiah dan penelitian. IMM perlu mendorong kadernya untuk aktif menulis dan mempublikasikan karya-karya intelektual. Selain itu, IMM juga perlu membangun jaringan dengan akademisi dan peneliti baik di dalam maupun luar negeri untuk memperluas wawasan dan perspektif kadernya.

Ketiga: Adaptasi Teknologi Digital. IMM perlu memanfaatkan teknologi digital sebagai sarana untuk memperluas jangkauan dan dampak gerakannya. Pengembangan platform digital untuk pembelajaran, diskusi, dan aksi sosial menjadi keniscayaan di era digital. Namun, penggunaan teknologi harus tetap diimbangi dengan interaksi tatap muka untuk membangun ikatan emosional antar kader.

Keempat: Penguatan Jaringan Alumni. Alumni IMM yang tersebar di berbagai bidang merupakan aset berharga bagi organisasi. IMM perlu memperkuat jaringan alumni melalui berbagai program dan kegiatan. Alumni dapat berperan sebagai mentor, pendukung, dan mitra strategis dalam pengembangan organisasi. Selain itu, alumni juga dapat menjadi jembatan antara IMM dengan dunia kerja dan masyarakat luas.

Kelima: Advokasi Kebijakan Pendidikan. IMM perlu lebih aktif dalam melakukan advokasi kebijakan pendidikan yang berkualitas dan berkeadilan. IMM dapat menjadi suara kritis terhadap berbagai kebijakan pendidikan yang merugikan mahasiswa dan masyarakat. Selain itu, IMM juga dapat menawarkan alternatif kebijakan yang lebih berorientasi pada kepentingan publik.

IMM dan Agenda Memajukan Indonesia

Sebagai organisasi mahasiswa yang berafiliasi dengan Muhammadiyah, IMM memiliki tanggung jawab moral untuk berkontribusi dalam memajukan Indonesia. Dalam konteks kekinian, beberapa agenda prioritas yang dapat dilakukan IMM yaitu Penguatan Demokrasi Substantif. Indonesia telah menjalankan demokrasi prosedural selama lebih dari dua dekade. Namun, kualitas demokrasi substantif masih menjadi tantangan. IMM dapat berperan dalam memperkuat demokrasi substantif melalui pendidikan politik yang kritis dan emansipatif. IMM juga dapat mendorong kadernya untuk aktif dalam proses-proses politik demokratis, baik di tingkat kampus maupun nasional.

Pembangunan Ekonomi Berkeadilan. Ketimpangan ekonomi masih menjadi masalah serius di Indonesia. IMM dapat berkontribusi dalam memperjuangkan ekonomi berkeadilan melalui pengembangan ekonomi berbasis komunitas, koperasi mahasiswa, dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). IMM juga dapat menjadi pelopor dalam pengembangan ekonomi syariah yang inklusif dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.

Di tengah menguatnya ekstremisme dan intoleransi, IMM dapat berperan dalam memperkuat moderasi beragama (wasathiyah). IMM dapat menjadi contoh dalam menjalankan Islam yang moderat, inklusif, dan berkemajuan. IMM juga dapat memfasilitasi dialog antariman dan antarbudaya untuk membangun kesalingpahaman dan toleransi.

IMM juga dapat berkontribusi dalam pengembangan pendidikan berkualitas melalui program-program literasi, pembinaan pelajar, dan advokasi kebijakan pendidikan. IMM juga dapat menjadi pelopor dalam pengembangan pendidikan karakter yang berbasis pada nilai-nilai Islam dan kearifan lokal.

Selanjutnya krisis lingkungan hidup menjadi ancaman serius bagi masa depan Indonesia. IMM dapat berperan dalam pelestarian lingkungan hidup melalui kampanye kesadaran, aksi nyata, dan advokasi kebijakan. IMM juga dapat mengembangkan konsep fikih lingkungan (eco-theology) yang menghubungkan antara ajaran Islam dengan kesadaran ekologis. Melihat perkembangan sains dan teknologi menjadi indikator penting dalam pembangunan bangsa. Maka IMM dapat berperan dalam pengembangan sains dan teknologi melalui penelitian, inovasi, dan pengabdian masyarakat. IMM juga dapat menjadi jembatan dalam mentransfer pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat luas.

Proyeksi Masa Depan: IMM dan Indonesia 2045

Tahun 2045 akan menjadi momentum penting bagi Indonesia, yaitu satu abad kemerdekaan Indonesia. Pada tahun tersebut, Indonesia diproyeksikan menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia, dengan pendapatan per kapita yang tinggi dan indeks pembangunan manusia yang baik. Namun, proyeksi tersebut tidak akan tercapai tanpa kerja keras dan kontribusi dari seluruh elemen bangsa, termasuk IMM.

Dalam menyongsong Indonesia 2045, IMM perlu mempersiapkan diri dengan matang. IMM perlu mengembangkan visi jangka panjang yang sejalan dengan cita-cita Indonesia 2045. Visi tersebut harus mencakup aspek pengembangan organisasi, pengembangan kader, dan kontribusi dalam pembangunan bangsa. Visi ini kemudian perlu dijabarkan dalam rencana strategis yang konkret dan terukur.

IMM perlu meningkatkan kapasitas kadernya agar siap menghadapi tantangan masa depan. Kapasitas yang perlu ditingkatkan meliputi aspek intelektual, spiritual, dan sosial. Selain itu, kader IMM juga perlu dibekali dengan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. IMM juga perlu mengembangkan jaringan global untuk memperluas wawasan dan perspektif kadernya. Jaringan ini dapat dibangun melalui kerjasama dengan organisasi mahasiswa internasional, pertukaran pelajar, dan forum-forum internasional. Dengan jaringan global yang kuat, kader IMM dapat belajar dari pengalaman negara lain dan berkontribusi dalam forum-forum global.

Memperkuat basis riset dan inovasi sebagai landasan dalam pengembangan organisasi IMM dan kontribusi dalam pembangunan bangsa. IMM dapat membangun pusat-pusat riset yang fokus pada isu-isu strategis, seperti demokrasi, ekonomi, pendidikan, dan lingkungan hidup. Hasil riset tersebut kemudian dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan program-program dan advokasi kebijakan dan IMM juga perlu mengembangkan model gerakan sosial transformatif yang dapat menjadi alternatif dalam menjawab berbagai persoalan bangsa. Model gerakan ini harus berlandaskan pada nilai-nilai Islam yang berkemajuan dan berorientasi pada keadilan sosial. Selain itu, model gerakan ini juga harus inklusif dan melibatkan berbagai elemen masyarakat.

Penutup: Merawat IMM, Memajukan Indonesia

61 tahun perjalanan IMM telah memberikan banyak pelajaran berharga. IMM telah membuktikan diri sebagai organisasi mahasiswa yang tangguh dan konsisten dalam memperjuangkan nilai-nilai Islam yang berkemajuan. Namun, perjalanan masih panjang. Tantangan yang dihadapi IMM di masa depan akan semakin kompleks seiring dengan pesatnya perkembangan zaman.

Dalam konteks ini, merawat IMM menjadi keniscayaan untuk memastikan organisasi ini tetap relevan dan berkembang. Merawat IMM berarti menjaga keberlanjutan organisasi, memperkuat sistem kaderisasi, mengembangkan pemikiran yang progresif, dan beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan jati diri.

Pada saat yang sama, memajukan Indonesia juga menjadi tanggung jawab moral IMM sebagai organisasi mahasiswa yang berbasis nilai-nilai Islam dan kebangsaan. Memajukan Indonesia berarti berkontribusi aktif dalam pembangunan bangsa yang berkeadilan, berkeadaban, dan berkemajuan.

Dengan demikian, "Merawat IMM, Memajukan Indonesia" bukan sekadar slogan, melainkan agenda strategis yang perlu dijalankan dengan sungguh-sungguh. Melalui agenda ini, IMM dapat membuktikan diri sebagai organisasi mahasiswa yang tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga berkontribusi nyata dalam memajukan Indonesia.

Selamat ulang tahun ke-61, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Semoga terus menjadi garda depan dalam memperjuangkan Islam yang berkemajuan dan Indonesia yang berkeadilan. Fastabiqul khairat!

Berita kiriman dari: Oleh : M. Afiv Toni Suhendra Saragih

Baca Juga

Rekomendasi