Logo Badan kesehatan dunia (WHO). (ANTARA/HO-Wikipedia)
Analisadaily.com, Manila - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan kepada negara-negara untuk mengambil tindakan mendesak dan tegas untuk mengakhiri tuberkulosis (TBC) pada 2030.
"Hal ini sangat mendesak terutama di wilayah WHO Pasifik Barat, yang di sana tercatat hampir satu dari lima kasus TBC muncul," kata Kantor Regional WHO untuk Pasifik Barat dalam siaran persnya pada Hari Tuberkulosis Sedunia, yang jatuh pada 24 Maret setiap tahunnya.
Dengan estimasi 1,9 juta kasus baru dan 95.000 kematian akibat TBC pada 2023, kantor yang berbasis di Manila tersebut mengatakan dampak penyakit itu terhadap keluarga dan masyarakat sangat besar.
"Setiap kasus tuberkulosis yang terlewat adalah kesempatan yang hilang untuk menyelamatkan nyawa," kata Saia Ma'u Piukala, direktur regional WHO untuk Pasifik Barat pada Senin (24/3).
"Kita harus mengubah komitmen kita menjadi tindakan tegas, memastikan bahwa semua orang yang berisiko mendapatkan diagnosis serta perawatan tepat waktu dan berkualitas tinggi yang layak mereka dapatkan," kata dia dilansir dari Antara.
Menurut WHO, TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri yang paling sering menyerang paru-paru.
Penyakit ini menyebar melalui udara ketika penderita tuberkulosis batuk, bersin, atau meludah. TBC dapat dicegah dan disembuhkan dengan antibiotik tertentu, tetapi penyakit ini masih membunuh lebih banyak orang daripada infeksi lainnya.
(ANT/CSP)