Banjir tidak hanya menimbulkan kerusakan fisik, tapi juga menyisakan trauma psikis terlebih pada perempuan dan anak pada korban banjir 14 maret kemarin

Burangir menyadari bahwa tahapan penanggulangan bencana harus dikerjakan oleh seluruh stakeholder secara luas, mulai dari tahap tanggap darurat hingga pada recovery (pemulihan)

“Bencana bukanlah waktu yang tepat untuk saling menyalahkan, tapi bencana adalah momentum untuk saling bahu-membahu menolong korban. Karena sesungguhnya bencana adalah ujian bagi kemanusiaan dan persaudaraan kita,” kata Jhonny Situmeang yang menjadi inisiator acara Trauma Healing Burangir ini.

Kegiatan ini dilakukan Burangir berkolaborasi dengan Kopi Paet, Saripah Hannum (anggota DPRD Kota Padangsidimpuan), dr. Fandy Siregar, Forum Anak Padangsidimpuan, dan Sakura Photo.

Dalam keterangannya, Juli Zega sebagai Sekretaris Eksekutif Lembaga BURANGIR menyampaikan bahwa kegiatan Trauma Healing ini diikuti oleh 79 orang anak dan untuk pengobatan gratisnya sekitar 30 orang lebih yang telah didata sebelumnya sebagai keluarga terdampak banjir oleh aparat pemerintah setempat.

Adapun selain kegiatan fun games dan berbuka bersama, anak-anak terdampak banjir juga diberikan tali asih dan buku tulis hingga susu.

Lurah Sitamiang Baru Irwansyah Efendi Harahap didampingi Kepling 3 Muktar mengucapkan terimakasih kepada Lembaga BURANGIR dan selueuh stakeholder yang telah menginisiasi kegiatan Trauma Healing ini. Semoga dengan kegiatan ini anak-anak warga kami dapat kembali ceria dan bahagia apalagi menjelang hari raya idul fitri ini.

(IAN/CSP)