Krisis Kesehatan di Gaza Sebabkan 80 Persen Pasien Tak Dapat Obat

Krisis Kesehatan di Gaza Sebabkan 80 Persen Pasien Tak Dapat Obat
Ilustrasi - Jalur Gaza porak-poranda akibat serangan Israel berulangkali. (ANTARA/Anadolu/py/am)

Analisadaily.com, Moskow - Krisis kesehatan di Jalur Gaza semakin memburuk, dengan 80 persen pasien tidak dapat memperoleh pengobatan yang diperlukan karena kekurangan obat-obatan. Rumah sakit bahkan kekurangan kebutuhan paling dasar.

"Sistem perawatan kesehatan sangat memburuk, dan kami memperkirakan kematian baru setiap menit," kata Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza Munir al-Barsh, Rabu (26/3) kepada penyiar Al Jazeera.

Serangan Israel baru-baru ini telah menewaskan 15 petugas kesehatan dan melukai puluhan lainnya, kata al-Barsh, seraya menambahkan sedikitnya 15 rumah sakit dan 23 ambulans telah rusak.

Dilansir dari Antara, Kamis (27/3), pasukan Israel melanjutkan serangan terhadap daerah kantong Palestina itu Selasa pekan lalu.

Kantor kepala otoritas Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa serangan dilanjutkan sebagai tanggapan atas penolakan Hamas untuk menerima rencana AS untuk memperpanjang rezim gencatan senjata dan melanjutkan pembebasan sandera.

Pada 1 Maret, gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang telah berlaku sejak 19 Januari berakhir.

Operasi tempur tidak dilanjutkan hari itu, berkat upaya para mediator. Namun, pada tanggal 2 Maret, Israel mengumumkan larangan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza dan mengancam akan memberikan tekanan lebih lanjut kepada Hamas karena menolak menerima rencana baru AS untuk memperpanjang gencatan senjata di daerah kantong itu dan membebaskan para sandera yang tersisa.

(ANT/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi