Usai Idulfitri, BKKBN Sumut Genjot Kinerja Capai Target TFR dan Lima Program Quick Win

Usai Idulfitri, BKKBN Sumut Genjot Kinerja Capai Target TFR dan Lima Program Quick Win
Usai Idulfitri, BKKBN Sumut Genjot Kinerja Capai Target TFR dan Lima Program Quick Wins (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara, Fatmawati, menegaskan pentingnya peningkatan ritme kerja usai libur bersama Idulfitri dalam kegiatan Halal Bihalal Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Perwakilan BKKBN Sumut, Kamis (10/4) di Medan.

"Melalui momentum Idulfitri ini, setelah saling bermaafan, mari kita tingkatkan lagi kinerja. Masih banyak target dalam indikator kinerja utama (IKU) yang perlu kita capai," ujarnya

didampingi Sekretaris Badan (Sesban) Perwakilan BKKBN Sumut, Yusrizal Batubara.

Fatmawati menyebutkan salah satu tantangan utama adalah pencapaian Total Fertility Rate (TFR). Dari target nasional 2,11, angka TFR di Sumatera Utara masih berada di angka 2,37. Oleh karena itu, berbagai strategi akan terus diperkuat menuju capaian optimal pada akhir tahun anggaran 2025.

Seiring dengan transformasi BKKBN menjadi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, terdapat lima fokus program utama yang disebut quick wins. Lima inisiatif utama ini diperkenalkan sebagai bagian dari komitmen bersama untuk menciptakan generasi Indonesia yang lebih sehat, kuat, dan berdaya.

Salah satu program unggulan adalah Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), yang bertujuan memperkuat peran serta masyarakat dalam pengasuhan anak-anak yang membutuhkan. Melalui gerakan ini, masyarakat diajak untuk menjadi orang tua asuh yang bukan hanya memberikan dukungan finansial, tetapi juga kasih sayang dan perhatian yang berkelanjutan, agar anak-anak bisa tumbuh dalam lingkungan yang hangat dan penuh kepedulian.

Di sisi lain, program Tamasya (Taman Asuh Sayang Anak) hadir sebagai bentuk perhatian terhadap kualitas layanan pengasuhan di TPA dan daycare. Melalui pelatihan dan edukasi yang dilakukan secara berkala, Tamasya memberdayakan para pengasuh agar memiliki kompetensi yang mumpuni dalam mendampingi tumbuh kembang anak, terutama pada masa usia emas.

Sementara itu, GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia) muncul sebagai respon atas meningkatnya fenomena fatherless atau minimnya kehadiran sosok ayah dalam kehidupan anak. Program ini mendorong para ayah untuk lebih aktif dan terlibat dalam proses pengasuhan, memberikan teladan, serta menjalin kedekatan emosional dengan anak sebagai bagian penting dari pembangunan karakter anak yang seimbang.

Tak hanya berfokus pada anak dan orang tua muda, inisiatif SIDAYA (Lansia Berdaya) diperkenalkan untuk mengangkat potensi para lanjut usia. Program ini menyediakan ruang edukatif seperti sekolah lansia, agar para lansia tetap produktif, percaya diri, dan tidak merasa menjadi beban generasi yang lebih muda. SIDAYA menjadi bukti bahwa pemberdayaan tidak mengenal batas usia.

Sebagai penguat dari seluruh program ini, diluncurkan pula Super Apps, sebuah inovasi digital yang dirancang untuk memudahkan akses masyarakat terhadap berbagai informasi dan layanan terkait pembangunan keluarga serta pencegahan stunting. Aplikasi ini diharapkan menjadi pusat informasi terpadu yang mendukung keluarga dalam pengambilan keputusan penting yang berdampak pada kesejahteraan jangka panjang.

Melalui kelima program ini, pemerintah dan masyarakat bergerak bersama dalam membangun sistem pendukung yang kuat bagi keluarga Indonesia. "Langkah-langkah strategis ini diyakini dapat membawa perubahan nyata dalam meningkatkan kualitas pengasuhan, kesejahteraan lansia, serta mewujudkan generasi masa depan yang unggul dan berdaya saing," pungkas Fatmawati.

(DEL)

Baca Juga

Rekomendasi