Tim ST Bhinneka dan BKKBN diabadikan (Analisa/istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Dalam rangka penguatan program percepatan penurunan stunting nasional, Wakil Menteri Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka melakukan kunjungan kerja ke Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai pada 21 April 2025.
Dalam kunjungan ini, Universitas Satya Terra (ST) Bhinneka berkontribusi melakukan pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait pemenuhan gizi dan pencegahan stunting. Hadir dalam kegiatan itu Wiwiek Elsada Nainggolan, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb (Kaprodi D3 Kebidanan), Dilma'aarij Riski Agustia, S.Tr.Keb., M.K.M (Sekretaris Prodi D3 Kebidanan), Bd. Dita Anggriani Lubis, S.Tr.Keb., M.K.M, CTM - BM (Dosen Kebidanan), Bdn. Rut Yohana Girsang, M.Tr.Keb (Dosen Kebidanan) dan Vita Ananda, Mahasiswi D3 Kebidanan.
Mereka meninjau langsung lokasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), penyaluran Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi Keluarga Risiko Stunting (KRS) di Kelurahan Jati Utomo Kecamatan Binjai Utara, serta Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) dan Pelayanan Vasektomi Serentak Se-Indonesia.
Ratu Ayu dalam sambutannya menyampaikan bahwa stunting merupakan ancaman serius bagi kualitas sumber daya manusia Indonesia ke depan. Oleh karena itu, intervensi gizi spesifik harus terus diperkuat, terutama pada masa krusial 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Upaya penurunan stunting harus dilakukan secara terintegrasi dan melibatkan semua elemen, baik pemerintah pusat, daerah, hingga keluarga itu sendiri. Kegiatan yang berlangsung di Binjai Utara ini meliputi edukasi kesehatan kepada masyarakat, pemeriksaan kesehatan ibu hamil dan balita, serta pemberian paket makanan tambahan bergizi yang dilakukan secara door to door.
Selain itu, di Puskesmas Tanah Tinggi dikumpulkan ibu yang memiliki risiko anak stunting untuk mendapatkan edukasi yang sama. Kunjungan ini diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam mempercepat pencapaian target nasional penurunan stunting hingga di bawah 20 persen pada tahun 2025.
Kegiatan ini juga melibatkan kolaborasi lintas sektor, termasuk dukungan dari tenaga kesehatan, kader posyandu, tokoh masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan yang memiliki peran strategis dalam mengedukasi serta mendampingi keluarga berisiko stunting.
Universitas Satya Terra Bhinneka turut menurunkan tim multidisiplin yang terdiri dari dosen dan mahasiswa program studi kebidanan, dan kesehatan masyarakat untuk memberikan penyuluhan serta konsultasi langsung kepada warga.
Ratu Ayu juga menyampaikan apresiasinya terhadap sinergi yang dibangun antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan masyarakat. Ia menegaskan bahwa keberhasilan program percepatan penurunan stunting sangat bergantung pada komitmen dan peran aktif semua pihak, termasuk dalam membangun kesadaran kolektif mengenai pentingnya gizi, sanitasi, dan perencanaan keluarga.
"Sebagai tindak lanjut dari kunjungan ini, akan dilakukan pemantauan dan evaluasi berkala terhadap keluarga yang telah mendapatkan intervensi, dengan pendekatan partisipatif dan berbasis komunitas, diharapkan target penurunan stunting nasional bukan hanya tercapai, tetapi juga berkelanjutan," ujar Wiwiek.
(NS/BR)