Lebih dari 28.000 Wanita dan Anak Perempuan Tewas di Gaza

Lebih dari 28.000 Wanita dan Anak Perempuan Tewas di Gaza
Warga Palestina menunggu untuk menerima makanan gratis di pusat distribusi makanan di kamp pengungsi Jabalia, Jalur Gaza utara, pada 19 Mei 2025. (Xinhua/Abdul Rahman Salama)

Analisadaily.com, New York - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (UN Women) menyatakan lebih dari 28.000 wanita dan anak perempuan tewas di Gaza sejak dimulainya perang pada Oktober 2023.

"Angka tersebut berarti rata-rata satu perempuan dan satu anak perempuan terbunuh setiap jamnya dalam serangan-serangan yang dilancarkan oleh pasukan Israel," kata UN Women dalam siaran persnya pada Selasa (20/5).

Dari sekian banyak korban tewas, ribuan di antaranya adalah para ibu, meninggalkan anak-anak, keluarga, dan komunitas yang hancur. Angka-angka itu menggarisbawahi jumlah korban jiwa yang memilukan akibat konflik, serta kehidupan dan masa depan yang hilang terlalu cepat.

Dilansir dari Antara, Rabu (21/5), sejak gencatan senjata berakhir pada Maret 2025, kondisi di Gaza semakin memburuk, diperparah dengan blokade bantuan kemanusiaan selama hampir sembilan pekan, kata badan tersebut.

Seluruh populasi di Gaza dengan cepat kehabisan makanan dan berbagai pasokan penting, dengan risiko kelaparan yang terus meningkat. Situasi ini membuat setiap wanita dan anak perempuan menghadapi tingkat kelaparan yang sangat mengkhawatirkan. Mereka terjebak, menghadapi pengungsian, meningkatnya angka kematian ibu, serta minimnya mekanisme keamanan dan perlindungan, kata badan itu.

Badan tersebut mengatakan bahwa terlepas dari keadaan yang mengerikan ini, UN Women terus bekerja dengan berbagai organisasi masyarakat sipil yang dipimpin oleh perempuan di Gaza, mencoba memberikan layanan dan dukungan penting kepada penduduk yang terdampak. Namun, skala penderitaan yang terjadi di lapangan jauh melampaui kapasitas atau sumber daya yang ada.

UN Women memperingatkan bahwa tanpa peningkatan yang signifikan dan segera dalam akses terhadap bantuan kemanusiaan, dukungan, serta pendanaan, banyak nyawa berada di ujung tanduk.

Badan itu menyerukan gencatan senjata segera, pemulihan segera akses kemanusiaan tanpa hambatan, serta pembebasan tanpa syarat semua sandera dan mereka yang ditahan secara sewenang-wenang.

(ANT/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi