Ilustrasi - Bitcoin (Pintu.co.id)
Analisadaily.com, Medan - Pergerakan harga Bitcoin dalam beberapa minggu belakangan telah menyita perhatian investor dan trader. Pasalnya saat ini Bitcoin memperlihatkan arah pemulihan, bahkan banyak analis yang memprediksi BTC akan mencapai ATH baru.
Bahkan dalam beberapa hari lalu, pasar cryptocurrency mengalami perubahan harga yang drastis ketika Bitcoin (BTC) resmi melampaui level US$100.000. Lonjakan harga ini memicu likuidasi besar-besaran, yang totalnya hampir mencapai US$1 miliar di seluruh pasar.
Tak hanya itu,
berita kripto hari ini menginformasikan pasar derivatif Bitcoin semakin menunjukkan aktivitas yang meningkat. Para analis kini khawatir akan kemungkinan mencuatnya gelombang likuidasi yang lebih besar.
Pergerakan Harga Bitcoin
Dilansir dari Pintu Market, harga
btc to idr hari ini adalah Rp 1.723.447.899, dengan volume perdagangan Bitcoin (BTC) mencapai US$31.725.223.970, menunjukkan peningkatan 11,80% dibandingkan dengan sehari yang lalu.
Sementara itu, Bitcoin pernah mencapai angka tertinggi sepanjang masa sebesar US$108.786 dan angka terendahnya adalah US$67,81. Saat ini, harganya diperdagangkan 4,78% lebih rendah daripada harga puncaknya dan 152.655,38% lebih tinggi dari harga terendah tercatat.
Untuk kapitalisasi pasar Bitcoin (BTC) saat ini adalah US$2.056.440.683.817. Nilai pasar diperoleh dengan mengalikan harga per token dengan jumlah token BTC yang beredar, yaitu 20 juta token yang tersedia untuk diperdagangkan saat ini.
Peningkatan Likuidasi Posisi Long Saat Bitcoin Melonjak ke US$100.000
Berdasarkan data dari CoinGlass, hampir 190.000 trader mengalami likuidasi, dengan kerugian total sekitar US$970 juta. Posisi short adalah yang paling terkena dampak, mengalami kerugian sebesar US$836 juta.
Peristiwa ini menjadi likuidasi short terbesar sejak tahun 2021. CoinGlass juga mencatat bahwa angka tersebut kemungkinan lebih tinggi. Sementara itu, Binance belum sepenuhnya merinci data mengenai likuidasi, dan jumlah yang sebenarnya bisa lebih banyak.
Meskipun posisi short sudah terhapus, pasar kini menghadapi tantangan baru: lonjakan yang signifikan pada posisi long.
Peta likuidasi Bitcoin dalam 24 jam dari CoinGlass menunjukkan bahwa jika Bitcoin turun di bawah level US$100.000, total posisi long di seluruh bursa berpotensi mengalami likuidasi hampir mencapai US$2 miliar.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan terjadinya long squeeze. Fenomena sebuah kondisi di mana likuidasi massal posisi long memicu penjualan secara panik dan mempercepat penurunan harga.
Peta tersebut juga menunjukkan bahwa jika Bitcoin jatuh di bawah US$98.000, total volume likuidasi bisa mencapai hingga US$3,45 miliar.
Kemungkinan terjadinya likuidasi besar-besaran dari posisi long ini menunjukkan adanya perubahan sikap para trader. Banyak yang menaruh lebih banyak investasi dan menggunakan lebih banyak leverage, mengharapkan harga Bitcoin terus meningkat.
Lebih lanjut, data dari CoinGlass memperlihatkan bahwa Open Interest (OI) untuk Bitcoin Futures di berbagai bursa telah mencapai rekor baru sebesar US$67,4 miliar. Ini mencerminkan adanya lonjakan permintaan untuk perdagangan berbasis leverage jangka pendek.
Trader mengajukan taruhan besar pada trend naik, yang meningkatkan risiko jika pasar mengalami pergerakan yang tiba-tiba. Secara historis, setiap kali OI Bitcoin melebihi angka US$65 miliar, koreksi pasar biasanya menyusul dalam waktu dekat.
Bitcoin saat ini menjadi berita utama tidak hanya karena melewati angka US$100.000, tetapi juga karena pengaruhnya yang semakin signifikan dalam bidang keuangan global. Pada suatu waktu, Bitcoin bahkan melampaui Amazon untuk menjadi aset terbesar kelima di dunia, dengan kapitalisasi pasar mencapai US$2,05 triliun.
Di sisi lain, Standard Chartered memproyeksikan bahwa Bitcoin bisa segera mencapai rekor tertinggi baru dan mencapai US$120.000 pada kuartal kedua.
Bitcoin Bersiap Tembus US$ 300.000
Gairah baru dari para investor dan trader cryptocurrency semakin mengarah pada perubahan harga yang positif. Bahkan di prediksi harga Bitcoin akan reli hingga US$ 300.000 menciptakan harga tertinggi sepanjang waktu yang baru.
Pasar cryptocurrency mulai memperlihatkan tanda-tanda pemulihan dalam dua hingga tiga minggu terakhir. Setelah mengalami periode stagnasi beberapa bulan terakhir dan sempat jatuh di bawah US$80.000, harga BTC kini kembali naik ke rentang US$103.000 hingga US$104.000.
Namun, yang lebih menarik untuk dieksplorasi adalah gambaran jangka panjang BTC. Dengan landasan yang semakin solid, BTC kini tidak dianggap hanya sebagai aset spekulatif. Seorang analis terkemuka bahkan memperkirakan bahwa nilai Bitcoin dapat mencapai angka luar biasa: US$300.000.
Pola IHS Mendorong Harga BTC Menuju US$300.000
Berdasarkan analisis dan ramalan harga terbaru Bitcoin yang dirilis oleh CobraVanguard pada 11 Mei, indikator teknis BTC menunjukkan sinyal yang sangat bullish dengan proyeksi jangka panjang sampai ke US$300.000.
Konfigurasi teknis utama yang teridentifikasi adalah Inverse Head and Shoulders (IHS), yang terdiri dari left shoulder (US$29.000 hingga US$42.000), head (US$15.000), dan right shoulder mulai dari pertengahan 2023.
Terdapat breakout dari neckline di sekitar US$70.000 yang sudah terjadi, memberikan sinyal awal untuk kenaikannya.
Analisis Pergerakan Harga BTC Menuju US$300 Ribu - CobraVanguard
Selain itu, analisis ini juga diperkuat oleh pola simetri AB=CD, yang menyediakan proyeksi kenaikan serupa dengan target US$300.000, yang setara dengan lonjakan sekitar 358 persen dari area breakout.
Struktur Elliott Wave menambah kekuatan pada ramalan harga Bitcoin, dengan pergerakan BTC yang diperkirakan sedang bersiap untuk memasuki gelombang impulsif iii, menuju US$120.000, sebelum melanjutkan ke puncak gelombang v.
Prediksi ini didukung oleh volume profile yang mengindikasikan akumulasi yang aktif, CobraVanguard menyimpulkan bahwa harga BTC berada di awal siklus bullish yang signifikan. Apabila tidak ada gangguan, target US$300.000 bisa tercapai dalam 12 hingga 18 bulan ke depan.
Fondasi yang Kuat, Jalan Menuju US$300.000 Terbuka Luas
Dalam waktu dekat, ada beberapa momentum positif yang dapat memicu kenaikan harga BTC. Salah satunya adalah membaiknya hubungan perdagangan antara AS dan China, yang telah memberikan sentimen positif untuk pasar cryptocurrency.
Selain faktor eksternal, laporan sebelumnya juga mencatat sejumlah indikator on-chain yang menunjukkan penguatan sentimen. Data terbaru menunjukkan adanya akumulasi besar-besaran oleh whale dan lembaga besar seperti Strategy dan Metaplanet.
Di sisi lain, pasokan BTC di bursa semakin berkurang, menunjukkan bahwa banyak investor lebih memilih untuk menyimpan aset mereka dibandingkan menjualnya ini mencerminkan kepercayaan mereka terhadap potensi kenaikan harga.
Dengan permintaan yang meningkat dan pasokan yang menurun, tampaknya tekanan beli semakin menguat. Jika tren ini berlanjut dan jalur bullish BTC tetap terjaga, maka target harga Bitcoin di US$300.000 bukanlah sesuatu yang tidak mungkin untuk dicapai.
Perlu diingat, semua aktivitas jual beli kripto memiliki resiko dan volatilitas yang tinggi karena sifat kripto dengan harga yang fluktuatif.
Maka dari itu, selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan gunakan dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat (uang dingin) sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset kripto lainnya menjadi tanggung jawab para trader dan investor.
(Adv)