9 Tahun Merantau Tanpa Kabar di Malaysia, Seorang Ibu di Labura Cari Keberadaan Anaknya (Analisadaily/G.Tambunan)
Analisadaily.com, Labuhanbatu - Tangis haru seorang ibu bernama Rubinam pecah saat mengenang anak gadisnya, Nuraidah Tanjung, yang telah sembilan tahun merantau ke Malaysia tanpa kabar. Kepergian Nuraidah awalnya demi membantu ekonomi keluarga, setelah sang ibu menjadi orang tua tunggal yang harus membesarkan tujuh anak seorang diri.
Nuraidah Tanjung, anak ketiga dari tujuh bersaudara, saat itu berusia 22 tahun ketika berangkat merantau ke Malaysia pada tahun 2016. Ia dibawa dari Desa Adian Torop, Kecamatan Aek Natas, oleh kakak dari ayah kandungnya yang telah almarhum, Darisah Tanjung. Nuraidah dijanjikan akan bekerja sebagai petugas kebersihan (cleaning service) di Malaysia.
Sejak berpisah dengan suaminya sebelas tahun silam, Rubinam berjuang sendiri menghidupi dan menyekolahkan anak-anaknya. Setiap hari ia berjualan sarapan pagi, usaha yang masih ia jalani hingga kini.
Nuraidah diberangkatkan ke Malaysia menggunakan paspor pelancong. Sesampainya di sana, ia diserahkan oleh almarhum Darisah kepada agen tenaga kerja bernama Ana dan Butet, yang tinggal di Tanjung Balai. “Agen tersebut saat itu mendapat imbalan dari bos di Malaysia sebesar RM 10.000, yang setara dengan Rp30 juta,” ujar Rubinam.
Informasi terakhir mengenai keberadaan Nuraidah diperoleh dari sepupunya, Ilham. Ia menyebut bahwa Nuraidah kini berada di Sungai Buloh, Selangor, Malaysia. Keluarga berharap pemerintah Indonesia dapat membantu memulangkan Nuraidah ke tanah air.
"Saya memohon kepada Pemerintah Pusat dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia agar dapat membantu memulangkan anak kandung saya dengan selamat, karena kami menduga anak saya menjadi korban perdagangan manusia," harap Rubinam dengan penuh kesedihan. (
GT)
(WITA)