Tingkat Literasi EKSyar Masih Rendah, BI Dorong Edukasi Lewat Media dan Konten Digital (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Lampung - Tingkat literasi ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia masih terbilang rendah, dengan hanya sekitar 40–50 % masyarakat yang memahami prinsip-prinsip dasarnya.
Hal ini mendorong Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung untuk menggencarkan upaya edukasi melalui pelatihan dan kolaborasi untuk jurnalis dan konten kreator, pada Training of Trainer (ToT) Ekonomi dan Keuangan Syariah (EKSyar) dengan tema 'Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Memperkuat Stabilitas dan Kemandirian Ekonomi Regional, Jumat-Sabtu (20-21/6/2025), di Lampung.
Deputi Kepala Perwakilan BI Lampung, Achmad P. Subarkah mengatakan, pemahaman masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan syariah belum menyeluruh.
“Ekonomi syariah adalah konsep yang holistik, bukan sekadar sistem keuangan. Perlu pendekatan yang tepat agar masyarakat memahami nilai-nilai dasarnya dan bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Dalam kegiatan ToT Eksyar, BI menggandeng para jurnalis dan konten kreator untuk menciptakan materi edukatif yang menarik dan mudah dipahami. Menurut Achmad, pendekatan ini dinilai efektif karena mampu menjangkau berbagai lapisan masyarakat melalui media digital dan kanal pemberitaan.
“Kita butuh konten yang informatif dan tidak kaku, yang bisa menyentuh masyarakat dari kalangan muda sampai tua. Lewat para penyebar informasi ini, kita ingin membangun jaringan komunikasi yang kuat untuk memperluas pemahaman ekonomi syariah,” tambahnya.
Direktur Industri Produk Halal KDEKS Lampung, Ruslan Abdul Ghofur Noor menyebut program ini sebagai langkah strategis untuk menghapus stigma negatif terhadap istilah “syariah” yang kerap disalahpahami.
“Ekonomi syariah bukan semata ilmu, tapi nilai hidup yang bisa dimulai dari langkah-langkah kecil. Edukasi yang tepat akan membantu publik melihat bahwa ekonomi syariah terbuka, inklusif, dan bisa diterapkan siapa saja,” tegas Ruslan.
Ia menekankan bahwa ekonomi syariah bukan hanya tentang ilmu atau sistem, tetapi juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
"Penerapannya bisa dimulai dari skala kecil hingga makro, bagi berbangsa dan bernegara,dan egiatan ini bertujuan membangun pemahaman yang baik di masyarakat tentang nilai dan prinsip ekonomi syariah, sekaligus menghilangkan asumsi negatif yang sering dikaitkan dengan syariah," katanya.
(WITA)