Pojok Pers Oleh : War Djamil

Tekanan Ekonomi

Tekanan Ekonomi
Tekanan Ekonomi (analisadaily/istimewa)

PERS dunia saat ini mengalami tekanan ekonomi. Begitu pernyataan Reporters Without Borders yang disiarkan kantor berita “Antara”. Itu memang dialami pers dunia sejak sekitar 10 tahun ini dalam kondisi makin memprihatinkan. Keadaan jelek itu dibuktikan antara lain sejumlah media cetak mancanegara tutup dan sebagian beralih ke online. Meski sebagian kecil coba bertahan dengan menurunkan tiras secara drastis yakni melebihi angka 50 persen.

Bukan cuma media cetak anjlok. Stasiun radio yang kuat-pun tak mengudara lagi. Dan, termasuk televisi. Ada yang tutup meski ada yang dijual ke pemilik lain. Ganti manajemen. Ada yang berhasil, ada juga yang gagal.
Mengapa kondisi menyedihkan itu dialami media massa global ?. Tak lain inti penyebab yaitu tekanan ekonomi. Bentuknya apa ?.
Secara lahiriah sebenarnya media kekurangan iklan yang berarti pendapatan minus. Biaya operasional coba dikurangi di sana-sini. Efisiensi dilakukan di berbagai bagian, tak kecuali melakukan pemutusan hubungan kerja (= PHK) atas wartawan/karyawan.
Hal tak diduga. Bukan cuma memberhentikan pekerja pada level menengah ke bawah, melainkan pula hingga peringkat manajer. Jika di bagian keredaksian, termasuk redaktur bahkan redaktur pelaksana. Apa boleh buat. Dan, ada satu –dua pada posisi direktur dan/atau wakil pemimpin redaksi.
Begitukah yang terjadi ?. Jawabnya : Ya. Apa boleh buat. Jika media itu ingin survive, alternatif terpahit harus dilakukan, meski dengan sangat terpaksa.
Itulah yang melanda media di dunia. Di banyak negara. Jangan heran. Bukan hanya di negara-negara sedang membangun, tetapi pula di negara-negara maju.
Sekitar 15 tahun terakhir dalam berbagai forum media, menerima keluhan, kegusaran, sampai nada “putus asa” juga diutarakan untuk dibahas. Solusi apa yang tepat ?.
Sejumlah pilihan ditawarkan. Tentu saja, solusi koran dan majalah, beda dengan penanganan media radio dan televisi. Tak lupa untuk media online. Karena, banyak media online yang tutup, sebab tiada iklan yang mampir.
Pertanyaan yang muncul : Langkah konkret apa dilakukan guna mengatasi tekanan ekonomi ini, agar media bisa kembali “bernafas normal ?”.
Jika kini media dengan nafas “Senin-Kamis” (= megap-megap), mungkin sebagian dengan kebijakan yang tergolong temporary untuk mampu bertahan. Atau, mengambil sikap yang permanen agar lebih nyata dalam melangkah ke depan. Ya, boleh-boleh saja.
Suatu hal yang saya simpulkan dari beberapa pertemuan tingkat nasional seumpama Konvensi Media Massa dalam Hari Pers Nasional/HPN atau yang berskala dunia seperti acara di Hong Kong, Singapura dan Kuala Lumpur.
Ternyata dilontarkan beberapa opsi. Terpulang kepada pihak penerbit/perusahaan media, memilih yang mana dari sekian butir solusi yang ditawarkan oleh pakar media, akademisi serta pemilik media yang punya segudang pengalaman mengelola media.
Artinya. Mereka bilang : Itu disesuaikan dengan tingkat kemampuan perusahaan pers. Kemampuan dari sisi dana dan sumber daya manusia (wartawan/karyawannya) serta kepemilikan peralatan. Tentu, dengan sasaran apa yang ingin dicapai.
Dari sini saya berpendapat. Tekanan ekonomi yang melanda media sebenarnya dapat dilihat dari empat sisi.
Pertama, situasi ekonomi global, di mana negara-negara menghadapi kesulitan dari sisi perdagangan dan keuangan.
Kedua, tekanan langsung atas diri media, seperti ketiadaan iklan signifikan yang masuk.
Ketiga, pemasaran media yang belum berhasil mengundang dana mengalir ke media. Keempat, tekanan atas biaya operasional media, yang mesti dengan efisiensi ketat.
Mungkin itulah. Secuil cerminan tekanan ekonomi yang dialami media. Semoga mampu diatasi, jika tidak ingin mengucapkan “selamat tinggal” dalam kancah media massa.

Berita kiriman dari: Pemred Harian Analisa

Baca Juga

Era AI & Media
14 Jul 2025 21:20 WIB

Era AI & Media

Sampah Digital !
07 Jul 2025 20:49 WIB

Sampah Digital !

Plagiator di Media
30 Jun 2025 19:50 WIB

Plagiator di Media

Ekosistem Media (?)
25 Jun 2025 20:30 WIB

Ekosistem Media (?)

Meaningful Journalism
16 Jun 2025 18:05 WIB

Meaningful Journalism

Misinformasi
09 Jun 2025 13:16 WIB

Misinformasi

WPFD 2025 : Etika !
04 Jun 2025 16:52 WIB

WPFD 2025 : Etika !

Pemred tidak Bisnis
20 Mei 2025 19:47 WIB

Pemred tidak Bisnis

Rekomendasi