Liputan Khusus

Pengakuan Orang Dekat: Jadi Dewan Berkat Campur Tangan Bobby Nasution

Pengakuan Orang Dekat: Jadi Dewan Berkat Campur Tangan Bobby Nasution
Fauzi, Tim Sukses Bobby Nasution yang kini menjadi Anggota DPRD Kota Medan. (Analisadaily/Tim Redaksi)

Analisadaily.com, Medan - Mengawali karier sebagai wartawan di harian lokal (Metro 24 Jam) pada tahun 2007, Fauzi sebelumnya tak pernah bermimpi apalagi bercita-cita menjadi seorang anggota dewan. Namun, takdir berkata lain, Fauzi yang sempat bergabung menjadi Tim Sukses (Timses) Calon Walikota Medan, Bobby Nasution pada 2018. Usai kontestasi Pilwakot, Bobby Nasution dinyatakan sebagai pemenang dan resmi menjadi Walikota Medan pada 2020, Fauzi masih terlibat dalam tim dan menjadi tim advance (protokoler) Wali Kota Medan.

Dari sinilah karier politik Fauzi dimulai. Karena selalu bertugas mendampingi Bobby Nasution sewaktu menjadi Wali Kota Medan, kedekatan itupun terjalin. Bahkan Fauzi blak-blakan mengakui kalau jabatan dia sekarang ini merupakan rezeki dari Allah melalui tangan Bobby Nasution. "Rezekiku ini dititipkan oleh Allah melalui Bobby Nasution. Sehingga aku bisa jadi anggota dewan yang selama ini tak pernah kuimpikan," jelas Fauzi belum lama ini.

Bahkan berulang kali Fauzi memuji mantan bosnya itu. "Karena jarang-jarang punya bos seperti Pak Bobby yang memikirkan kesejahteraan anggotanya. Sering dapat bos yang hanya memikirkan selagi masih kerja sama dia hanya sebatas itu saja dia memikirkan kita. Hanya sebatas pekerjaan. Tidak memikirkan masa depan anggotanya. Tapi pak Bobby luar biasa memikirkan kesejahteraan anggotanya," sanjung Fauzi.

Di akhir periodesasi Bobby Nasution menjadi Wali Kota Medan, Tim Advance termasuk Fauzi sempat ditanya satu-persatu soal rencana mereka ke depan. Dari 4 orang Tim Advance dua di antaranya memilih jalur politik dan seorang lagi memilih jalur pengusaha. Karena waktu itu mayoritas kawan-kawan banyak yang memilih jalur politik, Fauzi pun akhirnya memilih untuk memilih jalur ke politik. Alasannya, kalau mau jadi pengusaha dia tidak punya basic manajemen. "Namun saat itu, Bobby Nasution tidak pernah memaksa kami harus jadi apa. Apa pilihan kami, itulah jalan yang kami pilih," jelas Fauzi.

Dua rekannya waktu itu maju sebagai Caleg dari Partai PDI Perjuangan. Sedangkan waktu itu Fauzi belum ada perahu politik. Namun, arahan Bobby, kalau bisa mereka tidak bergabung di satu partai. Karena situasinya juga saat itu Bobby juga sedang ada masalah di internal PDI P, akhirnya Fauzi memilih kendaraan politik yang berbeda. Fauzi memilih Gerindra sebagai perahu politiknya, alasannya karena di Partai Gerindra ada tim pemenangan Bobby Nasution yakni, Ade Jona Prasetyo.

Lalu Fauzi memantapkan diri bergabung ke Partai Gerindra. Seiring berjalannya waktu, Bobby Nasution juga menyatakan keluar dari PDI Perjuangan dan bergabung ke Gerindra. Bergabungnya Bobby Nasution ke Partai Gerindra semakin percaya diri dan mantap melenggang sebagai anggota dewan. Dia maju sebagai Caleg dengan nomor urut 10 dan meraih 5.414 suara.Mengalahkan perolehan suara teman dari partainya seperti Muhammad Said dan Dedy Aksyari Nasution. M Said mendapat 5.032 suara, dan Dedy 4.866 suara.

Bantuan Bobby

Disinggung sejauh mana dukungan Bobby Nasution dalam membantu Fauzi duduk menjadi anggota dewan, mulai dari biaya kampanye sampai sosialisasi ke masyarakat diakuinya ada bantuan Bobby Nasution. "Karena dia sendiri tahu kita butuh biaya kampanye. Dia juga ingin kalau bisa orang yang ikut dia jangan stagnan. Kalau mau sejahtera mau jadi orang, pikir sendiri, usaha sendiri, kalau perlu apa-apa jangan ngeluh ke siapa-siapa, mengeluh ke saya," ucap Fauzi.

Setelah resmi dilantik menjadi wakil rakyat di DPRD Kota Medan Periode 2024-2029, Fauzi bersama istri sowan ke Bobby Nasution dan satu pesan Bobby Nasution yang sampai sekarang masih diingat Fauzi. "Jangan pernah pelit dengan orang lain. Tengok ke bawah, bantu orang yang butuh bantuan," kenang Fauzi.

Selama ikut bergabung menjadi Tim Advance Bobby Nasution ia banyak sekali mendapat pelajaran berharga dari menantu Joko Widodo tersebut. Seperti misalnya, sosok Bobby Nasution yang tidak memanjakan tapi perhatian. Ibaratnya, kita tidak disulangi tapi diberi pancing. Tapi ketika kita ada kendala, cerita ke beliau.

"Berapa banyak aku pernah kerja dengan bos, tapi sebatas pekerjaan. Pak Bobby agak beda, kalau dia nyaman dengan kita, akan dianggapnya kita sebagai anggota keluarga/ orang dekat. Tapi ketika dia sudah merasa cocok dan bisa dipercaya. Karena ikut dengan Bobby itu kunci utama kepercayaan. Kalau ikut dia jangan sampai buat malu beliau. Apapun ceritanya kalau kita buat salah, nama pak Bobby juga yang kena imbasnya," urai Fauzi.

Ditanya soal orang terdekat Bobby yang kini duduk di posisi strategis apakah bagian dari upaya politik Bobby ke depan, menurut Fauzi dia tidak pernah mengalisis sampai sejauh itu. Namun, menurutnya kalaupun Bobby Nasution punya keinginan untuk bertahan dua periode sebagai Gubernur Sumut keinginan itu harus didorong dan didukung penuh. Karena menurut Fauzi, kalau Bobby tetap berada di pucuk pimpinan di Sumut, akan memudahkan dalam berkoordinasi. "Kalau asumsi ku mengapa Pak Bobby menempatkan orang-orang terdekatnya di posisi strategis, dia hanya tidak ingin melihat orang-orang terdekatnya susah," ungkapnya.

Bobby Nasution dan Ade Jona Prasetyo sendiri saat coba dikonfirmasi tidak merespons. Hingga berita ini diturunkan, surat resmi yang dilayangkan ke Bobby Nasution melalui Diskominfo dan Biro Administrasi Pimpinan Sumut tidak mendapat balasan, permohonan wawancara melalui pesan WhatsApp pribadinya juga tidak direspons. (Tim Redaksi)

(YY/WITA/DEL)

Baca Juga

Rekomendasi