Mangasa Sinaga, Perintis Pasar Kopi Sidikalang Meninggal Dunia

Mangasa Sinaga, Perintis Pasar Kopi Sidikalang Meninggal Dunia
Mangasa Sinaga, Perintis Pasar Kopi Sidikalang Meninggal Dunia (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Sidikalang - Mangasa Sinaga (81), perintis pasar Kopi Sidikalang meninggal dunia di RS Murni Teguh Medan, Rabu (23/7) sekira pukul 05.00 Wib.

Petarung kelahiran Desa Sirait Kabuaten Samosir itu menghadap Sang Pencipta, menyusul istri tercinta, Pintauli boru Sitanggang yang berpulang 6 bulan silam.

Kabar duka disampaikan Hendra J Sinaga, putra dari Mangasa melalui telepon.

“Sahit matua ma goar na (wafat karena kondisi kesehatan menurun di mana usia sudah lanjut),” kata anggota DPRD Dairi itu.

Hendra menuturkan, saat fisik masih prima, Mangasa intens memperkenalkan Kopi Sidikalang di kancah nasional. Kopi Sidikalang Cap Rumah Adat dipasarkan melalui bendera usaha CV Sahat Martua.

Hendra menuturkan, Kopi Sidikalang Cap Rumah Adat menjadi minuman resmi Sidang Umum MPR RI di Jakarta tahun 1990. Artinya, Kopi Sidikalang pernah tertoreh menjadi konsumsi para pejabat negara termasuk setingkat Duta Besar di Gedung DPR/MPR RI.

“Kopi Sidikalang telah tercatat sebagai minuman resmi pejabat negara di Sidang Umum MPR RI,” ujar Hendra.

Sehubungan cita rasa dan aroma khas, Kopi Sidikalang menjadi hidangan di Istana Presiden tahun 1993-2018 khususnya momen peringatan Detik-Detik Proklamasi 17 Agustus.

Guna memperkuat pemasaran, produk tersebut juga dipromosikan melalui radio dan sering dipublikasi melalui koran. Menu dimaksud juga dipakai pemerintah daerah sebagai oleh-oleh. Namun, bisnis itu perlahan ditinggal lantaran kondisi fisik menurun.

Hendra menyebut, Mangasa tercatat sebagai penerima Piagam Penghargaan Upakarti diserahkan Presiden Suharto tahun 1990. Apresiasi dimaksud terkait misi sosial yang dijalankan Mangasa. Yakni membantu dan menyerahkan alat tenun ulos kepada warga di Desa Silalahi secara gratis.

Sebelumnya, tahun 1989, Mangasa menerima penghargaan Karya Jasa dari Gubernur Sumut atas bantuan alat tenun.

“Ketika ayah memiliki usaha kilang kayu (saw mill), sebagian potongan didesain menjadi alat tenun. Rakitan itu dipakai membantu penenun ulos di Silalahi,” kata Hendra.

Hendra mengatakan, sang ayah adalah figur visioner dan fighter. Tak kenal lelah dan kaya ide.

Diutarakan, seusai menyelesaikan pendidikan dari STM di Jalan Timor Medan, Mangasa melamar menjadi PNS dan ditempatkan pertama kali di Dinas Perhubungan Sumut bertugas di Karo. Dari sana, pindah ke Sidikalang.

Sembari bekerja, Mangasa bersama Pintauli memanfaatkan peluang bisnis buat menambah penghasilan. Yakni, jualan ampas (limbah tepung tapioka). Ampas dimaksud sangat laris buat pakan ternak babi.

“Bapak dan mamak dulu keliling Sidikalang menjajakan ampas. Itu juga cara mengajarkan anak-anak agar tidak gengsi. Asalkan halal, mainkan,” ujar Ketua DPC Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu.

Ditambahkan, menyusul keterbatasan pasokan bahan baku, kilang kayu (saw mill) sempat lama tak beroperasi. Konstruksi kurang terawat.

Lalu, gagasan muncul. Bangunan terbuka dimodifikasi menjadi ruang acara representatif bernama Sopo Sahat Martua di bilangan Jalan Pahlawan Sidikalang Kabupaten Dairi. Gedung tersebut kerap dipakai buat upacara adat dan pertemuan lainnya.

Sekretaris Daerah Kabupaten Dairi, Surung Charles Lamhot Bantjin menyebut, Mangasa adalah perintis Kopi Sidikalang.

“Itu bagian dari sejarah. Mangasa Sinaga berhasil membawa Kopi Sidikalang menjadi hidangan resmi sidang umum MPR RI,” tandas Charles.

Dituturkan, Mangasa adalah anggota DPRD Kabupaten Dairi periode 2004-2009 dan 2009-2014. Sosok ini senantiasa mendukung program pemerintahan, berjiwa demokratis dan koperatif.

Catatan wartawan, di era Orde Baru, Mangasa selalu memberi andil dalam perhelatan politik baik Pemilu maupun pemilihan Bupati. Dia adalah pengurus inti Partai Golkar Dairi. Keberhasilan Drs S Is Sihotang dan MP Tumanggor menjadi Bupati tak lepas dari kontribusinya.

Mangasa meninggalkan 8 anak dan 20 cucu dengan gelar Ompu Yemima. Generasi yang ditinggal, terbilang sukses. Diantaranya Artur Sinaga bertugas di Badan Intelijen Negara (BIN), Marisi Sinaga PNS di Pemerintah Sumut dan Hendra Sinaga, legislator. Almarhum disemayamkan sementara di rumah duka di Jalan Hasoman Sidikalang.

Poin spesialis dari aspek sosial, Mangasa menyediakan puluhan rumah sederhana buat dihuni keluarga kurang mampu di sekitar kediaman dan Sopo Sahat Martua. Seperti bendera usahanya, Sahat Martua. Selamat jalan, oppung...

(SSR/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi