BNNP Ungkap 80 Ribu Warga Aceh Terjerat Narkoba, Mayoritas Ganja (Analisadaily/ANTARA)
Analisadaily.com, Banda Aceh - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh menyatakan bahwa masyarakat yang terpapar narkoba di provinsi paling barat Indonesia ini mencapai 80 ribu orang lebih, rata-rata pengguna narkotika jenis ganja.
"Pemakai narkoba atau yang terpapar narkoba di Aceh itu kurang lebih 80 ribu orang atau sekitar 1,7 persen (dari jumlah penduduk Aceh 5,5 juta jiwa lebih)," kata Kepala BNNP Aceh, Brigjen Pol Marzuki Ali Basyah, di Aceh Besar, Rabu (23/7/2025).
Pernyataan itu disampaikan Brigjen Pol Marzuki Ali Basyah pada pembukaan program Berdikari Tani (Bersih dari narkoba, mandiri dalam ketahanan pangan dan inflasi), di Gampong Leungah, Kecamatan Seulimuem, Kabupaten Aceh Besar.
Dirinya menuturkan, dari 80 ribu orang di Aceh yang terpapar narkotika tersebut, 80 persennya itu jenis ganja. Maka dari itu, jangan pernah bangga ketika dibilang ganja Aceh paling hebat di dunia. Tetapi generasi Aceh mulai menggunakan narkoba dari ganja.
Marzuki menyampaikan, zamannya masih bersekolah SD, SMP, SMA dulu , pengguna narkoba itu rata-rata anak-anak orang berada. Tetapi sekarang, yang tidak memiliki uang juga memakai narkoba.
"Naik sedikit ke ekstasi, naik sedikit sabu-sabu. Nanti kalau ada duit lagi naik sedikit lagi jadi kokain, heroin. Dan, semua pemakai narkoba jenisnya sabu-sabu dan sebagainya 70 persennya gila, dan miskin," ujarnya.
Dirinya berharap, kepada masyarakat agar tidak terpengaruh dengan narkoba, karena, jika sekali memakainya, bakal ketagihan.
Selain itu, dirinya juga menyebutkan bahwa 80 persen narkotika berbagai jenis di Indonesia ini disuplai melalui perairan Aceh.
Maka oleh sebab itu, diharapkan kepada semua pemangku kepentingan termasuk Panglima Laot (lembaga adat laut Aceh) untuk memperkuat wilayah perairannya.
"Ganja, sabu-sabu, ekstasi, kokain, heroin, dan macam-macam. 80 persen suplai di Indonesia dari perairan laut Aceh. Itu data yang bicara. Untuk itu, perkuatan lah laut-lautnya, dari Panglima Laot dan semuanya," kata Brigjen Pol Marzuki
(ANT/DEL)