
Analisadaily.com, Medan - Suasana penuh semangat dan kebahagiaan terpancar dari Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumatera Utara, pada Sabtu (26/7/2025), saat ratusan anak dari berbagai daerah mengikuti perayaan Hari Anak yang diselenggarakan oleh Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) Sumut.
Acara ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan Hari Anak yang digagas PKPA bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sumut, serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Medan.
Mengusung semangat kolaborasi, kegiatan ini dirancang untuk menyuarakan kepedulian dan komitmen semua pihak terhadap perlindungan dan pemenuhan hak anak. Sejumlah kegiatan pendukung telah digelar sebelumnya, mulai dari edukasi di sekolah-sekolah, kunjungan ke lokasi-lokasi edukatif seperti Istana Maimun dan Dinas Pemadam Kebakaran, hingga acara nonton bareng film anak berjudul Jumbo.
"Hari ini adalah puncak dari seluruh rangkaian perayaan Hari Anak. Namun lebih dari itu, ini adalah selebrasi terhadap semangat kolaborasi—antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta—untuk mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045," ujar Direktur PKPA Sumut, Keumala Dewi.
Acara dihadiri sekitar 500 peserta dari berbagai wilayah, termasuk Kota Medan, Kabupaten Langkat, Deli Serdang, hingga Nias. Keberagaman peserta ini menegaskan pentingnya gerakan bersama untuk mewujudkan Indonesia yang lebih ramah anak.
Menurut Keumala, pihak PKPA menekankan bahwa perayaan ini bukan sekadar seremoni, melainkan bentuk nyata komitmen untuk menciptakan masa depan di mana setiap anak yakni terdata secara digital, terbebas dari stunting, terlindungi dari perkawinan anak, dan memiliki akses yang setara terhadap pendidikan inklusif.
"Target besar ini hanya bisa dicapai jika semua pihak bersatu dan bergerak bersama. Perayaan ini adalah langkah awal menuju aksi nyata," tambahnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Sumatera Utara, Dewi Endah Purwanti, mengapresiasi pelaksanaan perayaan Hari Anak Nasional yang digelar oleh PKPA bersama berbagai mitra. Ia menyebutkan bahwa tahun ini perayaan berlangsung lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya, bahkan menjangkau hingga ke desa-desa.
“Kita yakin semua anak itu hebat, hanya saja masih banyak yang kurang beruntung dan mengalami berbagai bentuk kekerasan — fisik, psikis, seksual, penelantaran, hingga eksploitasi,” ujar Dewi kepada wartawan.
Ia menegaskan bahwa perlindungan anak harus dilakukan secara kolaboratif oleh pemerintah, masyarakat, media, dan dunia usaha. “Kita tidak bisa bekerja sendiri. Semua pihak harus ambil bagian dalam menciptakan ekosistem yang ramah dan aman bagi anak,” tambahnya.
Dewi juga menyoroti pentingnya Forum Anak di tiap kabupaten/kota sebagai wadah partisipasi anak dalam pembangunan. “Anak-anak selama ini sering merasa tidak didengar. Mereka perlu diberi ruang untuk menyampaikan suara dan pendapatnya,” ungkapnya.
Berdasarkan data Simfoni PPA, sepanjang akhir 2024 terdapat 1.822 laporan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Sumatera Utara. Namun angka ini dinilai masih sebagai fenomena “gunung es”, karena banyak kasus tidak dilaporkan akibat rasa malu, takut, atau kurang akses terhadap layanan hukum—terutama di wilayah terpencil.
Untuk mencegah kekerasan, DP3AKB terus mendorong edukasi dan sosialisasi melalui berbagai jalur, termasuk lewat sekolah dan mitra seperti PKPA. “Kami ingin semua anak di Sumatera Utara tumbuh dalam lingkungan yang aman, sehat, dan bebas dari kekerasan,” tutup Dewi.
Sebelumnya Gubsu M Bobby Afif Nasution dalam sambutannya yang dibacakan Asisten Pemerintahan Kesejahteraan Sosial Basarin Yunus Tanjung juga mengapresiasi acara tersebut. Dia berharap anak-anak di Sumatera Utara tetap mendapatkan hak-haknya dan terbebas dari segala tindakan kekerasan.
Acara berlangsung meriah dengan berbagai penampilan anak-anak yang menggambarkan keragaman budaya dan kreativitas, serta pesan kuat untuk terus memperjuangkan hak dan masa depan mereka. Acara juga diselingi dengan pembagian hadiah lomba dan lucky draw.
(NAI/NAI)