Di Talkshow PKPA, Psikolog: Alkohol dan Rokok Bagian Kekerasan Anak

Di Talkshow PKPA, Psikolog: Alkohol dan Rokok Bagian Kekerasan Anak
Direktur Minauli Consultan Psikolog Irna Minauli dan Camelia Nasution menyampaikan materi tentang kekerasan terhadap di Talkshow yang diselenggarakan PKPA di Hotel Radisson, Medan, Selasa (26/7). (Analisadaily/Zulnaidi)

Analisadaily.com, Medan - Direktur Minauli Consultan Psikolog Irna Minauli menegaskan, orangtua harus menghentikan kekerasan terhadap anak. Salah satu jenis kekerasan berupa pengabaian. Bentuk pengabaian terhadap anak banyak. Salah satunya bisa dengan kesibukan orangtua terhadap gadget sehingga tidak memberikan waktu yang berkualitas bagi anak.

Termasuk juga pengabaian medis, anak yang harusnya dibawa ke rumah sakit berobat tapi dibawa ke dukun. Pendidikan yang harusnya masuk sekolah atau menghambat anak ikut dalam mengembangkan ekstrakurikuler.

“Orangtua yang sibuk dengan gadget sendiri juga bentuk kekerasan. Satu bentuk pengabaian. Pengabaian juga bisa bersifat fisik tidak menyediakan pakaian, makanan. Bahkan rumah yang kotor juga bentuk pengabaian, karena anak berhak mendapatkan rumah yang bersih,” sebut Irna Minauli saat menjadi narasumber di Talkshow tentang “Perjalanan seru membangun Self Love dalam keluarga” di Hotel Radisson, Medan, Selasa (26/7) siang.

Muhammad Mitra Lubis dari Perlindungan Anak dan Perempuan Provinsi Sumatera Utara menerima rekomendasi tentang hak anak dari Perwakilan Komunitas Child Led Campaign di Talkshow yang diselenggarakan PKPA di Hotel Radisson, Medan
Kegiatan ini diselenggarakan Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak menyelenggarakan dua talkshow dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional tahun ini.

Irna Minauli melanjutkan, beragama jenis kekerasan lainnya seperti kekerasan emosional dengan mempermalukan anak, membuat anak merasa bersalah, pengendalian (mengekang) dan pertikaian dan kekerasan seksual.

Kemudian, membandingkan anak juga termasuk kekerasan. Ada juga sindrom bayi terguncang, munchausen sindrom dimana orangtua sering membawa anak ke layanan medis karena merasa anaknya sakit padahal orangtua yang memiliki masalah.

“Termasuk mengonsumsi alkohol dan merokok atau pengguna narkoba juga bagian kekerasan,“ tegas Psikolog ternama di Kota Medan ini.

Selain itu, lanjutnya, patut juga diwaspadai kekerasan digital. Anak harus diajarkan untuk tidak mudah tergoda sehingga begitu ada ajakan tidak baik di media sosial, anak berani menolaknya. “Betapa banyak kasus pemerkosaan hanya karena anak kenalan di Facebook,” ucap Irna Minauli lagi.

Menurutnya, dampak kekerasan pada anak bisa membuat pikiran anak menjadi lambat atau lemot. Karena struktur otak anak terganggu sehingga konsentrasi terganggu dalam pencapaian akademik. Anak mengalami depresi yang berkepanjangan akibat mereka mengalami trauma yang tak selesai.

“Memiliki masalah kesehatan mental. Fobia atau takut dengan benda tertentu. Bahkan termasuk suka melukai diri sendiri, emosi menjadi tak stabil. Suka baperan, tidak mudah percaya pada orang lain. Sulit mempertahankan suatu hubungan dengan orang lain.

Mencintai diri sendiri, ditegaskan juga Meli Siti Maliha Psikolog, narasumber lainnya. Mencintai diri tidak narsis, selfish dan konsumtif. Bagi remaja, self love penting karena kegagalan dalam fase ini menyebabkan remaja krisis identitas atau kebingungan akan peran.

“Penyebab krisis identitas dia merasa hidupnya diatur, mengejar penghargaan lingkungan dan memiliki pandangan sempit tentang kehidupan,” sebutnya.

Selain itu, narasumber lainnya, Camelia Nasution (pekerja sosial) yang menyajikan soal Sel-Love remaja. Menurutnya, agar remaja memiliki kesehatan mental, hendaknya mengenal diri sendiri terlebih dulu, menghargai diri sendiri, percaya diri, berani berkata “Tidak”, dan pentingnya “Me Time”.

“Kurangnya rasa cinta pada diri sendiri biasanya bergantung atau terus menerus terjebak dalam satu relasi yang tidak sehat termasuk relasi kekerasan,” ucapnya.

Di talkshow sesi sebelumnya mengangkat tema tentang “Exchange Learning Policy”. Narasumber Perlindungan Anak dan Perempuan Provinsi Sumatera Utara Muhammad Mitra Lubis, dari Dinas Sosial Provinsi Rusmawati Nainggolan dari Diza Siti Soraya Koordinator PUSPA PKPA, serta Perwakilan dari Komunitas Child Led Campaign.

(NAI/JG)

Baca Juga

Rekomendasi