CubeBot, Robot Edukasi Karya Mahasiswa UMM Hadirkan Solusi Kecanduan Gawai

CubeBot, Robot Edukasi Karya Mahasiswa UMM Hadirkan Solusi Kecanduan Gawai
CubeBot, Robot Edukasi Karya Mahasiswa UMM Hadirkan Solusi Kecanduan Gawai (Analisadaily/ANTARA)

Analisadaily.com, Malang - Sejumlah mahasiswa lintas program studi (Prodi) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan robot edukasi untuk mengatasi anak-anak kecanduan gawai (handphone).

"Ketergantungan terhadap gawai menjadi masalah pelik yang dihadapi generasi muda saat ini, khususnya anak-anak usia sekolah dasar. Oleh karena itu, kami menawarkan solusi kreatif melalui inovasi robot edukasi yang kami beri nama bernama CubeBot," kata anggota tim pengembang robot tersebut, Muhamad Reza Pahlawan di Malang, Jawa Timur, Selasa (12/8/2025).

Robot ini dirancang khusus untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari gawai dan merangsang perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik mereka secara menyenangkan.

Muhamad Reza Pahlawan menjelaskan banyak anak, terutama di kelas 4, 5, dan 6 SD yang kecanduan gawai. Kemudian, ia dan tim mencari cara agar anak-anak tidak terlalu kecanduan dengan gawai.

Menurutnya, dibalik kemudahan teknologi, ada dampak negatif yang perlu disikapi, salah satunya adalah berkurangnya interaksi fisik dan kreativitas anak.

Bermodalkan latar belakangnya di Teknik Elektro, Reza bersama dua rekannya dari jurusan yang sama, satu mahasiswa Akuntansi, dan satu mahasiswa PGSD membentuk tim multidisiplin ilmu.

Kolaborasi ini sangat penting, karena memastikan proyek berjalan lancar dari berbagai aspek, yaitu teknis, keuangan, dan pedagogis. Hasilnya adalah robot yang mudah digunakan oleh anak-anak, berkat kombinasi perangkat keras dan lunak yang dirancang dengan cermat.

Namun, lanjutnya, proyek ini tidak hanya sebatas menciptakan robot, tetapi juga membangun ekosistem pembelajaran yang interaktif.

Alih-alih menggunakan metode coding konvensional yang rumit, CubeBot diprogram melalui aplikasi MBlock yang memanfaatkan blok-blok visual yang tinggal ditarik dan ditempel (drag and drop). Dengan cara ini, anak-anak dapat dengan mudah memahami logika dasar pemrograman.

“Jadi, untuk anak-anak bisa lebih mudah menggunakannya dan memprogram si robot ini. Mereka tidak langsung belajar coding yang rumit, tapi dimulai dengan hal-hal yang menyenangkan melalui CubeBot dan MBlock,” ujar Reza.

Saat ini, CubeBot sudah berjalan di beberapa sekolah, termasuk SD Muhammadiyah 8 Malang dan SD Muhammadiyah 4 Malang. Ke depan akan ditawarkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler di berbagai sekolah lainnya.

Salah satu keunggulan dari CubeBot adalah sifatnya yang modular. Kebanyakan robot sejenis hanya melakukan satu mode saja. Tapi, CubeBot dengan satu set robot, anak-anak bisa merakitnya menjadi tiga model berbeda, yaitu line follower (mengikuti garis), transporter (memindahkan barang), dan avoid obstacle (menghindari rintangan).

"Satu robot bisa jadi beberapa model, jadi anak-anak bisa belajar lebih banyak. Fitur ini menjadi keunggulan utama CubeBot dibandingkan produk sejenis lainnya. Karena, setahu saya yang lain itu satu robot hanya untuk satu model saja,” ungkap Reza.

Dengan konsep modular ini, anak-anak tidak cepat bosan dan dapat terus mengeksplorasi berbagai fungsi robot. Melalui interaksi merakit robot secara mandiri dan bekerja sama dalam tim, CubeBot secara langsung melatih berbagai keterampilan.

Aspek kognitif anak terasah saat mereka menyusun alur coding yang logis, afektif terstimulasi melalui kerja sama tim, dan psikomotorik berkembang melalui proses saat menggunakan robot ini.

Reza dan timnya ingin CubeBot dapat menjangkau banyak sekolah sebagai ekstrakurikuler, khususnya di Malang dan Jawa Timur.

Dengan demikian, inovasi ini dapat berkontribusi signifikan dalam menciptakan generasi yang tidak hanya melek teknologi, tetapi juga memiliki keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas.

"Lewat CubeBot, kami membuktikan bahwa teknologi bisa menjadi alat edukasi yang menyenangkan dan bermanfaat," ujarnya.

Baca Juga

Rekomendasi