Massa Aksi di DPRDSU Dibubarkan Paksa

Massa Aksi di DPRDSU Dibubarkan Paksa
Massa Aksi di DPRDSU Dibubarkan Paksa (Analisadaily/zulnaidi)

Analisadaily.com/system - Seratusan massa yang menggelar aksi di DPRDSU dibubarkan paksa okeh aparat kepolisian saat aksi di DPRDSU dibubarkan paksa, Rabu (27/8/2025) sekira pukul 16.00 WIB. Setidaknya ada 10 pengunjukrasa diamankan.

Massa kocar kacir setelah dikepung petugas berpakaian pelindung diri lengkap dari luar. Petugas juga mengeluarkan mobil water canon. Di sis lan, petugas menggunakan sepeda motor trail meraung raung tancap gas mengejar para pelaku yang tersisa. Massa sempat masuk ke lapangan Benteng .

Aparat berkendara kemudian mengejar massa masuk ke lapangan. Selan itu, sejumlah petugas lainnya mengamankan beberapa orang dibawa masuk ke gedung DPRD Sumut. Pantauan di lapangan terlihat lebih banyak petugas daripada pengunjuk rasa. Tidak seperti kemarin, kali ini massa tidak melawan.

Mereka langsung menghilang dari lokasi aksi. Padahal aksi baru berlangsung beberapa jam. Bahkan mereka lebih banyak melempar buah tomat dan botol plastik ke arah petugas. Melihat situasi mulai tidak kondusif, petugas langsung mengambil tindakan dengan membubarkan paksa massa.

Sebelumnya massa dari Cipayung plus dan BEM SI mulai membakar ban bekas. Mereka menancapkan bendera organisasi di pagar gerbang.

Massa mulai panas. "Sudah dua jam lebih kami bersuara namun belum ada dewan yang turn menemui kita," kata koordinator aksi dalam orasinya.

Massa datang sekira 14.30 WIB langsung disambut aparat kepolisian di luar gerbang DPRD Sumut. Di bagian dalam, pengamanan ditangani Satpol PP. Di bagian lain, suda bersiap siap anggota Brimobda Sumut dengan pakaian alat pelindung diri lengkap dengan pentungan.

Massa dari berbagai elemen meneriakkan perjuangan rakyat. Mereka mengaku menggelar sidang rakyat. Tujuannya untuk membubarkan DPR.

Di awal aksi, massa muka keras dan terjadi aksi saling dorong dengan polisi. Hampir saja terjadi keributan, namun pimpinan aksi berusaha menenangkan massa agar mundur beberapa langkah.

Situasi seperti ini beberapa kali terulang. Lagi lai pimpinan aksi agar satu komando. Mereka juga meneriakkan agr anak anak STM atau pihak yang tidak tergabung dalam aliansi agar tidak ikut serta dalam aksi. "Biarkan abang abang saja yang aksi," tegas pimpinan. Sampai aks berakhir tidak ada anggota DPRD Sumut yang menerima aspirasi pendemo.

(NAI/NAI)

Baca Juga

Rekomendasi