Dorong Peningkatan Literasi dan Numerasi Masyarakat Sumut Lewat Pojok Baca

Dorong Peningkatan Literasi dan Numerasi Masyarakat Sumut Lewat Pojok Baca
Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Peningkatan Literasi dan Numerasi Sumatera Utara yang digelar Tanoto Foundation di Hotel Hermes, Rabu (27/8/2025) (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Masyarakat yang ingin mengakses perpustakaan digital kini dipermudah. Dinas Perpustakaan dan Arsip Sumatra Utara (Dispusip Sumut) menghadirkan pojok baca di 16 kabupaten/kota.

Perpustakaan digital tersebut diberi nama Baca Si Sumut atau bahan baca digital Sumatra Utara yang berisi 1.000 konten E-book di 14 lokasi di Sumut.

Kehadiran pojok baca dan Baca Di Sumut ini merupakan cara Dispusip Sumut mendekatkan diri ke masyarakat, sehingga diharapkan bisa meningkatkan literasi dan numerasi masyarakat.

"Kedua program ini merupakan bagian dari 4 strategi yang kami siapkan," kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Sumut, Desni Maharani Saragih, saat menjadi pembicara di Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Peningkatan Literasi dan Numerasi Sumatera Utara yang digelar Tanoto Foundation di Hotel Hermes, Rabu (27/8/2025).

Selain kedua program itu, Dispusip Sumut juga sedang menyiapkan satu aplikasi yang diberi nama Drone Sumut. Aplikasi yang diluncurkan pada Juni lalu ini sebagai bentuk peningkatan akses informasi perpustakaan yang satu dan menyeluruh.

"Nantinya dari data yang dikumpulkan melalui aplikasi ini bisa diketahui apa penyebab indeks literasi rendah dan solusi apa yang bisa dijalankan," katanya.

Pada kesempatan itu, Desni yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Biro Organisasi Pemprov Sumut, mengakui, Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Sumut tahun 2024 masih rendah, dan masuk peringkat 10 terbawah dengan nilai 62,39.

"Sementara Tingkat Gemar Membaca (TGM) memang tidak terlalu bawah, tapi masih cukup jauh karena berada di angka 68,57," terangnya.

Widyaprada Ahli Madya Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Sumut, Ezra Jhemiyanta Surbakti menyebutkan, dinas pendidikan seharusnya bisa memetakan berapa satuan pendidikan yang sudah memiliki pojok baca dan mengecek apakah sudah berfungsi sesuai dengan indikator pengukur yang ditetapkan.

"Karena hingga saat ini masih belum semua satuan pendidikan (sekolah) yang belum memiliki pojok baca dengan berbagai alasan yang melatarbelakanginya," sebut Ezra.

Pada kesempatan yang sama, Field Technical Specialist Tanoto Foundation, Jepri Sipayung, mengakui pemanfaatan pojok baca masih belum sesuai dengan yang diharapkan.

FGD dengan tema Peningkatan Literasi dan Numerasi Sumatera Utara juga menghadirkan Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Pematangsiantar, Hamzah Fanshuri Damanik sebagai pembicara.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi