“Bumdes mengembangkan tomat dan cabai di atas lahan seluas 1 hektare lebih atau 30 rante,” kata Sukarjo, Rabu (17/9).

Dijelaskan, tomat kini sedang fase pembentukan buah. Melihat harga tomat yang melejit belakangan ini, dia berharap harga tinggi diperoleh saat panen mendatang.

Sukarjo menyebut, jumlah populasi tomat sebanyak 17 ribu batang dan cabai 17 ribu batang. Penanaman dilakukan bulan Juli lalu, bertepatan musim kemarau panjang. Lokasi tersebut berada di pertengahan Jalan Multi dan SD Negeri.

“Pilihan tomat dan cabai itu sesuai hasil musyawarah desa. Alokasi anggaran diplot Rp240 juta,” kata Sukarjo.

Hasil panen, kata Sukarjo, dipastikan membawa manfaat bagi masyarakat. Bila dapat untung banyak, peruntukannya juga diputuskan sesuai hasil musyawarah.

Ketua Bumdes, Deswanta Tarigan menyebut, tenaga kerja mengoptimalkan potensi lokal. Awal pertanaman menyerap 10 tenaga kerja setiap hari. Dan jelang panen, rata-rata 3 orang setiap hari. Mengacu perencanaan, harga jual Rp4000 per kilogram.

“Fisik tanaman cukup segar. Mudah-mudahan bisa sukses. Tomat itukan sensitif hama penyakit. Jadi perawatan harus ekstra,” kata Deswanta.

Dibenarkan, pihaknya menggandeng petani senior, Jonas Sinaga asal Sumbul. Sinaga diketahui sudah memiliki banyak pengalaman, khususnya pengendalian hama penyakit.

“Soal harga, tidak bisa dipastikan. Kalau tomat dari Jawa atau Padang masuk, harga bakal turun. Normalnya, panen tomat 3 kilo per batang,” kata Sinaga.

(SSR/RZD)