LPPM USU Bangun Ketangguhan Warga Desa Siponjot Lewat Pendidikan dan Konservasi Alam

LPPM USU Bangun Ketangguhan Warga Desa Siponjot Lewat Pendidikan dan Konservasi Alam
LPPM USU Bangun Ketangguhan Warga Desa Siponjot Lewat Pendidikan dan Konservasi Alam (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Humbang Hasundutan — Universitas Sumatera Utara (USU) melalui Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) melaksanakan program pengabdian masyarakat di Desa Siponjot, Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan, sebagai bagian dari upaya memperkuat ketangguhan warga terhadap bencana sekaligus mendorong kesejahteraan berbasis potensi lokal.

Program bertajuk “Penguatan Ketangguhan Masyarakat Desa Siponjot melalui Pendidikan Non-Formal dan Penanaman Pohon Produktif untuk Mitigasi Bencana dan Peningkatan Kesejahteraan” ini menggabungkan dua pendekatan utama, yaitu penguatan pendidikan non-formal adaptif dan konservasi lingkungan berkelanjutan.

Ketua tim pelaksana, Dr. Zahedi, M.Si, menjelaskan bahwa kegiatan ini berfokus pada peningkatan kapasitas masyarakat dalam dua bidang tersebut.

“Kami berupaya agar warga tidak hanya tangguh menghadapi risiko bencana, tetapi juga memiliki kemampuan akademik dan keterampilan yang mendukung produktivitas desa,” ujar Dr. Zahedi.

Pendidikan Non-Formal: Marsiajar Manang Didia Pe (MMDP)

LPPM USU Bangun Ketangguhan Warga Desa Siponjot Lewat Pendidikan dan Konservasi Alam
Sektor pendidikan menjadi pilar utama dalam program ini. Tim memperkenalkan sistem Marsiajar Manang Didia Pe (MMDP), yang berarti belajar di mana pun dan kapan pun. Sistem ini dirancang agar anak-anak desa tetap bisa belajar di luar jam sekolah formal secara fleksibel, disesuaikan dengan aktivitas mereka membantu orang tua di ladang.

Program MMDP menggunakan metode bank soal dan sistem 24 grade yang mencakup seluruh kurikulum Matematika dari tingkat SD hingga SMA. Dengan sistem ini, anak-anak dapat belajar secara mandiri sesuai kemampuan masing-masing tanpa tekanan jam belajar kaku.

Koordinator bidang pendidikan, Katrin Jenny Sirait, M.Si, menjelaskan bahwa pendekatan ini menjadi solusi nyata bagi keterbatasan akses pendidikan di pedesaan.

“Sebagian besar anak-anak di Siponjot semangat belajar, hanya saja mereka perlu sistem yang fleksibel. Melalui Marsiajar, kami memastikan setiap anak bisa belajar dengan nyaman dan menyenangkan,” katanya.

Seorang guru relawan, Rini Simamora, juga menilai sistem Marsiajar sangat membantu proses belajar di desa.

“Anak-anak tidak lagi takut belajar. Kami bisa menyesuaikan materi dengan kemampuan mereka masing-masing, dan hasilnya jauh lebih efektif. Konsep ini sangat kami terima,” ujarnya.

Konservasi Alam dan Mitigasi Bencana

LPPM USU Bangun Ketangguhan Warga Desa Siponjot Lewat Pendidikan dan Konservasi Alam
Selain pendidikan, kegiatan konservasi lingkungan juga menjadi fokus penting program Desa Binaan Siponjot. Desa yang terletak di perbukitan dataran tinggi Lintong Nihuta ini pernah terdampak longsor dan banjir bandang pada akhir 2023. Dari pengalaman tersebut, tim pengabdian menginisiasi kegiatan konservasi berbasis masyarakat.

Tim LPPM USU menyiapkan sekitar 1.000 bibit pohon produktif, terdiri atas kopi dan jeruk, yang akan segera ditanam di beberapa titik strategis desa. Jenis tanaman ini dipilih karena bermanfaat bagi konservasi tanah dan memiliki nilai ekonomi jangka menengah.

Mahasiswa USU turut berpartisipasi sebagai pendamping lapangan, membantu warga memahami teknik penanaman dan perawatan pohon.

“Kami berharap kegiatan ini tidak berhenti di tahap penanaman, tetapi berkembang menjadi program berkelanjutan yang dikelola langsung oleh masyarakat,” kata Dian Marisha Putri, M.Si, salah satu anggota tim.

Warga menyambut positif kegiatan ini. Sahala Simamora (52), petani kopi setempat, mengatakan bahwa program ini memberi semangat baru bagi masyarakat.

“Kegiatan penanaman ini bukan hanya menjaga tanah dari longsor, tapi juga membuka peluang ekonomi bagi kami. Kami sangat berterima kasih atas pendampingan dari USU,” ujarnya.

Harapan Keberlanjutan

LPPM USU Bangun Ketangguhan Warga Desa Siponjot Lewat Pendidikan dan Konservasi Alam
LPPM USU menilai bahwa keberhasilan program bergantung pada keterlibatan aktif warga dan dukungan pemerintah desa. Oleh karena itu, kegiatan pendidikan Marsiajar dan konservasi lingkungan akan diusulkan menjadi bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) agar memiliki dasar hukum dan dukungan anggaran berkelanjutan.

Kepala Desa Siponjot turut menyampaikan apresiasi atas kerja sama tersebut.

“Program ini membawa manfaat nyata bagi masyarakat kami. Pendidikan anak-anak meningkat, dan lingkungan menjadi lebih terjaga. Kami berharap pendampingan seperti ini terus berlanjut,” ujarnya.

Melalui kolaborasi antara universitas, masyarakat, dan pemerintah desa, Desa Siponjot kini mulai menapaki jalan menuju kemandirian. Bibit yang akan segera ditanam dan sistem Marsiajar yang dijalankan menjadi simbol harapan baru bagi generasi Siponjot — menuju desa yang tangguh, cerdas, dan berkelanjutan.

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi