Pekerja sedang membongkar pupuk bersubsidi untuk didistribusikan ke kios pengecer untuk disalurkan di tingkat petani. (Analisadaily/istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Realisasi penyaluran pupuk bersubsidi di tingkat petani di Sumatera Utara (Sumut) pada September 2025 mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya. Namun, penyaluran pada Oktober tercatat menurun tipis dibanding September di tahun yang sama.
Data yang diterima Analisadaily.com, Kamis (13/11/2025), menunjukkan realisasi penyaluran pupuk bersubsidi jenis Urea pada September 2025 mencapai 17.926,25 ton. Jumlah ini meningkat dari Agustus yang hanya 15.290,05 ton. Namun pada Oktober, realisasi Urea sedikit menurun menjadi 17.282,10 ton.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana (Sapras) Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Ketapang TPH) Sumut, Heru Suwondo, melalui Fungsional Analis Prasarana dan Sarana Pertanian Ahli Muda, Desa Mandasari, kepada Analisadaily.com, Kamis (13/11/2025), menjelaskan bahwa pola serupa terjadi pada pupuk jenis NPK.
Realisasi penyaluran pupuk NPK pada September 2025 tercatat 24.079,95 ton, meningkat dibanding Agustus yang hanya 20.364,75 ton. Namun pada Oktober, penyalurannya kembali turun menjadi 21.764,25 ton.
Berbeda dengan NPK Formula Khusus, realisasi pada September justru lebih rendah, yakni hanya 96 ton, turun dari Agustus sebesar 136,50 ton. Penyaluran di Oktober kembali menurun menjadi 73,50 ton. Untuk pupuk organik, penyaluran September mencapai 1.123 ton, meningkat signifikan dari Agustus yang hanya 702 ton, namun turun kembali pada Oktober menjadi 911 ton.
Desa Mandasari merinci bahwa realisasi penyaluran Urea tertinggi pada September 2025 berada di Kabupaten Simalungun sebanyak 2.459,65 ton, disusul Karo 2.214,50 ton dan Dairi 1.958,25 ton. Sementara pada Oktober, penyaluran tertinggi berada di Kabupaten Deliserdang sebesar 2.230 ton, kemudian Karo 2.309 ton dan Simalungun 1.911,40 ton.
Untuk pupuk NPK, penyaluran tertinggi pada September berada di Kabupaten Karo dengan 3.025,50 ton, Simalungun 3.307,25 ton dan Dairi 2.880,75 ton. Pada Oktober, Karo kembali menjadi penyalur tertinggi dengan 2.842 ton, disusul Simalungun 2.537,80 ton dan Dairi 2.469,75 ton.
Realisasi NPK Formula Khusus tertinggi pada September terdapat di Dairi sebesar 66 ton, Tapanuli Utara 17 ton dan Toba 8 ton. Sementara pada Oktober tertinggi berada di Dairi 53,50 ton, Asahan 11 ton dan Samosir 7 ton. Untuk pupuk organik, penyaluran tertinggi pada September tercatat di Karo 499 ton, Padang Lawas 218 ton dan Simalungun 90,60 ton. Pada Oktober, penyaluran tertinggi berada di Karo 481 ton, Padang Lawas 97 ton dan Padang Lawas Utara 85 ton.
Desa Mandasari menambahkan bahwa secara akumulatif, sejak Januari hingga Oktober 2025 realisasi penyaluran pupuk Urea mencapai 150.751,10 ton dari alokasi kebutuhan 229.975 ton atau 66,42 persen. Pupuk NPK telah tersalurkan 186.999,90 ton dari alokasi 256.166 ton atau 73 persen.
Untuk NPK Formula Khusus, realisasi Januari–Oktober 2025 baru 1.094,90 ton dari kebutuhan 3.230 ton atau 33,90 persen. Sementara pupuk organik mencapai 6.041 ton dari total alokasi 46.045 ton atau 13,12 persen.
Dia menyebut peningkatan penyaluran pupuk bersubsidi pada September disebabkan masuknya masa awal musim tanam. “Serapan pupuk biasanya meningkat menjelang dan selama musim tanam Oktober hingga Maret. Penyaluran Oktober turun tipis karena sebagian daerah masih dalam tahap pengolahan lahan,” kata Desa.
Berita kiriman dari: Mulyadi Hutahaean