Analisadaily.com, Medan - Rumah sakit swasta terus bertumbuh di Kota Medan. Namun, kenyataannya masih banyak warga memilih berobat ke luar negeri, khususnya ke Penang, Malaysia. Tingginya minat ini, menurut Direktur Rumah Sakit Columbia Asia Medan dr. Beni Satria, bukan disebabkan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM) dokter Indonesia, melainkan faktor komunikasi antara dokter dan pasien.
“Kalau soal kualitas, dokter kita tidak kalah. Yang kalah itu soal komunikasi. Standarnya sebenarnya 15 sampai 20 menit berkomunikasi dengan pasien. Tapi ketika pasien ada 20 orang, pasien malah komplain karena lama menunggu. Berbeda dengan di luar negeri,” ujar Beni.
Beni menjelaskan, di negara seperti Malaysia, dokter bisa meluangkan waktu 30 menit hingga satu jam untuk satu pasien, tanpa keluhan dari pasien karena jumlah kunjungan tidak terlalu banyak—hanya sekitar enam hingga sepuluh orang per hari. Sementara di Medan, antrean dokter bisa mencapai 40 orang, sehingga waktu konsultasi terpaksa dipangkas menjadi hanya lima hingga sepuluh menit.
Dia juga mengakui tantangan lain, yakni banyak dokter yang masih berpraktik di beberapa tempat sekaligus. “Ada yang pagi di RSUP H. Adam Malik, siang di RS USU, dan sore di RS Columbia Asia. Sebagian besar dokter di Indonesia adalah ASN, hampir 70 persen. Ini juga memengaruhi ketersediaan waktu,” jelasnya.
Menurut Beni, RSUP H. Adam Malik sebenarnya sudah mulai menerapkan kebijakan praktik tunggal, namun kebutuhan masyarakat masih membuat dokter harus tersebar di berbagai rumah sakit. “Dengan program Menkes nanti dan meningkatnya jumlah dokter, semoga kualitas komunikasi bisa lebih baik. Dari sisi kompetensi, dokter kita tidak kalah. Rumah sakit kita juga tidak kalah,” tambahnya.
Kendala terbesar, katanya, tetap pada komunikasi. Ada kalanya pasien tidak mendapat penjelasan rinci mengenai penyakitnya karena dokter sudah kelelahan berpindah tempat praktik. “Kami mencoba membalikkan pola itu, mencari dokter dengan waktu praktik lebih stabil di pagi hari,” ungkap Beni.
Namun, tantangan lain muncul: persepsi masyarakat. Dokter senior lebih dicari, sementara dokter muda atau yang baru bekerja sering kali kurang diminati karena dianggap belum berpengalaman.
Sebagai solusi, Columbia Asia Medan mulai merekrut dokter residen yang dapat bekerja penuh waktu dari pagi hingga sore. Dengan begitu, pasien yang membutuhkan konsultasi bisa mendapatkan penjelasan lebih lengkap dan waktu pelayanan menjadi lebih optimal.
“Di sini kami dorong kolaborasi dan diskusi antar-dokter. Tujuannya sederhana: agar pasien pulang dengan pemahaman yang lebih baik tentang penyakitnya dan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan,” ujar Beni.











