Tali Kasih Natal untuk Guru dan Wartawan Kristen

Tali Kasih Natal untuk Guru dan Wartawan Kristen
Perwakilan guru dan wartawan Kristen di Sumut menerima bingkisan Tali Kasih Natal di GBI Persembahan. (Analisadaily/Mulyadi Hutahaean)

Analisadaily.com, Medan - Hujan turun deras sore itu, Senin (15/12/2025). Namun langkah para guru dan wartawan Kristen di Kota Medan tak surut. Dengan berlari kecil dan payung seadanya, mereka bergegas menuju GBI Rumah Persembahan di Jalan Jamin Ginting. Di sana, sebuah undangan sederhana berubah menjadi perjumpaan penuh makna: Tali Kasih Natal 2025.

Di dalam ruangan, suasana hangat menyambut mereka yang baru saja basah oleh hujan. Doa syukur yang dipimpin Pdt Yosua Ginting membuka acara yang digelar Majelis Pendidikan Kristen Wilayah (MPKW) Sumatera Utara–Aceh bersama GBI Rumah Persembahan, Yayasan Surya Kebenaran Internasional (YSKI), dan PT Charoen Pokphand Indonesia.

Ketua MPKW Sumut–Aceh, Dr RE Nainggolan MM, berdiri dengan wajah penuh keprihatinan. Suaranya lirih namun tegas saat berbicara tentang realitas yang selama ini jarang terdengar lantang: masih ada guru sekolah Kristen di Kota Medan yang hanya menerima gaji Rp500 ribu hingga Rp800 ribu per bulan.

“Jangan lihat dari isi pemberian ini, tapi lihatlah komitmen dan kecintaan kami,” ucapnya. “Masih ada guru yang digaji sangat kecil, namun mereka tetap setia mendidik anak-anak—bukan hanya ilmu pengetahuan, tetapi juga iman.”

Mantan Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara itu menyebut hujan yang turun deras sore itu sebagai simbol harapan. Bantuan yang dibagikan diharapkan menjadi “hujan berkat” bagi para guru yang selama ini mengabdi dalam keterbatasan.

Tak hanya di Medan, tali kasih Natal juga menjangkau Nias, Simalungun, Karo, Deliserdang, hingga Tapanuli Utara. Dari sekitar 7.000 guru sekolah Kristen di wilayah Sumut–Aceh, hampir 4.000 orang telah menerima bantuan pada Natal tahun ini.

“Memang belum semuanya bisa kami jangkau,” ujar RE Nainggolan. “Namun kami berharap Natal 2025 ini menjadi penguat semangat, agar para guru tetap melayani dengan hati dan membangun generasi Kristen yang cerdas, beriman, dan berkarakter.”

Ia menegaskan visi MPKW untuk menghadirkan transformasi pendidikan: mencetak anak didik yang unggul, adaptif, berkomitmen tinggi, serta rendah hati. Para guru, katanya, tetap menjadi pionir dan teladan utama dalam dunia pendidikan Kristen.

Acara ini juga dihadiri Ketua PWI Sumatera Utara, Farianda Putra Sinik, bersama para tokoh dan pengawas pendidikan Kristen, di antaranya Sanggam Hutagalung, Dr Parapat Gultom, Veronika Sitanggang, Pdt Edy Prayitono, dan Jadi Pane.

Dalam sambutannya, Farianda berjanji akan memperjuangkan kesejahteraan guru-guru swasta yang masih menerima gaji di bawah upah layak. “Ini akan kami suarakan agar menjadi perhatian pemerintah. Guru adalah pilar masa depan,” tegasnya.

Farianda juga menyampaikan apresiasi atas kepedulian MPKW Sumut–Aceh dan para mitra kepada insan pers. Sekitar 100 wartawan menerima tali kasih dalam kesempatan tersebut.

“Ini bukti bahwa kami masih diperhatikan. Terima kasih atas kepedulian Bapak RE Nainggolan dan semua pihak,” ucap Farianda.

Ungkapan syukur juga datang dari Ketua Panitia Natal PWI Sumut, Charles, serta salah seorang wartawan penerima tali kasih, Junita Sianturi. Di tengah krisis ekonomi yang dirasakan banyak kalangan, perhatian kecil terasa begitu berarti.

“Kita harus bersyukur. Untung kita masih diingat,” ujar Junita singkat, namun penuh makna.

Sore itu, hujan tak hanya membasahi Kota Medan. Ia membawa harapan, kepedulian, dan pesan Natal yang sederhana: bahwa di tengah keterbatasan, kasih masih terus mengalir. (MUL)

Baca Juga

Rekomendasi