Inovasi SMAN 1 Tanjungmorawa

Tes Psikologi Mudahkan Memahami Karakter Siswa

tes-psikologi-mudahkan-memahami-karakter-siswa

Tanjungmorawa, (Analisa). SMA Negeri 1 Tanjungmorawa un­tuk kali pertama berinovasi mem­bagi jurusan siswa kelas 10 melalui tes psikologi. Tes itu tidak hanya akan memudahkan guru dalam me­ma­hami karakter siswa, tapi juga akan membantu orang tua siswa.

“Selain bisa memudahkan me­mahami gambaran umum karak­te­ris­tik siswa, juga bisa diketahui gam­baran umum kebiasaan siswa,” ung­kap Ketua Tim Penguji, Drs Laksana To­bing, MPsi kepada Analisa di se­kolah itu, Jalan Sultanserdang, Tan­jungmorawa, Senin (5/8).

Menurutnya, pada umumnya tes psikologi/psikotes bertujuan untuk mengetahui kebiasaan dan perilaku siswa, terutama pada saat meng­ha­dapi berbagai situasi. Tes tersebut terbukti memberikan manfaat besar bagi kepala sekolah,para guru, dan orang tua.

Dari aspek keilmuan, tambahnya, karakteristik siswa akan tergambar se­telah menjalani tes dengan me­nga­cu teori-teori psikologi kepri­ba­dian. Karena pada dasarnya psikologi s­ebagai ilmu beruang lingkup mem­pelajari tingkah laku seseorang, ma­ka kemudian kebiasaan siswa juga bi­sa teridentifikasi usai dites.

“Secara lang­sung kita bisa melihat bagai­mana reaksi siswa saat meng­hadapi per­masalahan, khususnya saat mengikuti tes ini,” imbuh Lak­sana Tobing.

Di tempat sama, Kepala SMAN 1 Tan­jungmorawa James, MPd didam­pingi Wakasek Kesiswaan selaku ke­tua panitia Makmur Efendy Sitom­pul, SPd, MSi, Wakasek Kurikulum Ma­rinus Purba, MPd, dan Wakasek Sap­ras Dra Hatna, mengatakan tes ter­sebut diikuti seluruh siswa kelas 10 berjumlah 287 siswa. Tujuan uta­mates agar memudahkan pembagian jurusan kepada siswa-siswa baru itu.

Dari tes psikologi itu, James ber­harap potensi dan kemampuan siswa dapat terukur. Sehingga bisa di­ke­tahui potensi minat dan bakat yang dimiliki, serta keunggulan masing-ma­sing siswanya. “Nanti terlihat dari hasil masing-masing siswa, siapa yang pintar dan ber-IQ tinggi.”

James menyadari, selama ini ba­nyak siswanya yang berpotensi dan pin­tar, namun karena tidak adanya oemetaan melalui tes psikologi, sulit bagi sekolah dan orang tua untuk mem­bangkitkan motivasi sesuai ba­kat dan minatnya. Bahkan karena ke­tiadaan pemetaan itu, sulit pula mengukur tingkat konsentrasi belajar siswa. Akhirnya prestasi siswanya cen­derung tidak stabil. dapat disim­pulkan melalui beberapa macam tes psikologi.

Sistem Zonasi

Menurut James MPd, sebelum ada­nya ketentuan zonasi dalam pe­nerimaan siswa baru, hanya siswa yang berprestasi yang tersaring ma­suk ke SMAN 1 itu. Namun kini, ba­nyak siswa yang kemampuannya rata-rata juga bersekolah di situ. Se­hingga nilai ujian akhir dari sekolah sebelumnya tidak bisa dijadikan patokan untuk menentukan jurusan.

Melalui tes psikologi itulah nan­tinya akan tergambar siswa mana yang bisa ke IPA atau IPS. Sedang­kan manfaatnya bagi orang tua, selain prestasi belajar anak akan terlihat, juga memudahkan orang tua dalam memberikan dukungan terhadap mi­nat dan bakat anaknya.

Tes yang berlangsung tertulis de­ngan peralatan representative itu, dilakukan secara bertahap dari satu kelas ke kelas lainnya. Empat orang dari tim penguji psikolog secara ber­gilir memasuki delapan ruang kelas 10 tersebut.

Wakasek Kurikulum Marinus Pur­ba, MPd kepadaAnalisa menga­ta­kan, sebagai konselor tentu me­mer­lukan informasi tentang karak­teristik siswa. Dari tes itulah nantinya didapatkan data-data untuk ditelaah. “Selain persoalan minat dan bakat siswa, kita juga nantinya akan mudah menyelesaikan masalah kejiwaan siswa.” (rio)

()

Baca Juga

Rekomendasi