Pembangunan SDM, Kesehatan Ibu dan Bayi Jadi Prioritas

Pembangunan SDM, Kesehatan Ibu dan Bayi Jadi Prioritas
Pembangunan SD, Kesehatan Ibu dan Bayi Jadi Prioritas (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily (Medan) - Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan produktif harus didukung dengan implementasi pembangunan kesehatan dan gizi yang baik. Hahkan, sejak bayi dalam kandungan, asupan nutrisi harus diperhatikan.

Sehingga, potensi terkena gizi buruk, stunting, dan lainnya bisa teratasi. Kesehatan ibu dan bayi ini menjadi prioritas, karena kalau ibu sudah memiliki kesehatan yang baik dan kesadaran terhadap gizi maka ia akan merawat bayinya dengan benar.

“Dan bila dari bayi sudah bagus, mudah-mudahan sehat dan terhindar dari penyakit serius hingga dewasa," kata Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara, R Sabrina pada Rapat Kunjungan Pemantauan Evaluasi dan Kebijakan Perekonomian dan Kesra, di Medan, Rabu (27/11).

Hadir diacara itu, Staf Ahli Sekretaris Kabinet Republik Indonesia Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat, Maelani Amperawan, selaku Ketua Rombongan Tim Monitoring dan Evaluasi Setkab. Isu strategis kesehatan yang dibahas di antaranya angka kematian ibu, bayi, kekurangan gizi, dan stunting.

Sabrina melanjutkan, Pemprov Sumut akan memberikan dukungan, khususnya dalam hal menyajikan dan memberikan kelengkapan data implementasi pembangunan kesehatan dan gizi di Sumatera Utara.

Kepada para OPD Pemprov, Sabrina berpesan, isu kesehatan dan gizi bukan hanya pekerjaan Dinas Kesehatan semata, tetapi melibatkan OPD lainnya. Justru tanpa dinas lainnya, tujuan memberikan layanan kesehatan yang baik sulit terwujud.

"Misalnya perihal gizi, dinas pertanian juga terlibat menyediakan komoditas pangan unggul, dan dinas-dinas lainnya," ucap Sabrina.

Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Sumut, Ridesman Nasution, jumlah kematian ibu di Sumut pengalami penurunan. Tahun 2016 sebanyak 240 kasus dan menjadi 194 kasus pada 2019, lalu pada 2018 sebanyak 186 kasus.

“Kematian bayi yakni 863 kasus (2016), naik 930 kasus (2017), dan kembali turun menjadi 718 kasus (2018). Mudah-mudahan untuk 2019 juga turun," papar Ridesman.

Soal kekurangan gizi, kata Ridesman, banyak penyakit yang diakibatkan kurang gizi, salah satunya stunting, isu prioritas kesehatan di daerah ini yang harus segera ditekan.

Pada tahun 2016 prevalansi stunting di Sumut untuk balita di bawah dua tahun yakni 19.1 persen, meningkat menjadi 20.2 persen pada tahun 2017, dan 32.2 persen pada tahun 2018.

Sebelumnya, Maelani Amperawan mengatakan, kehadirannya untuk melihat dan mengevaluasi kebijakan serta program pembangunan kesehatan, dan bagaimana hal ini nantinya berdampak pada kualitas SDM Indonesia secara keseluruhan.

“Hasil Monev ke daerah-daerah ini nantinya akan menjadi bahan rekomendasi kami kepada presiden. Salah satunya arahan presiden adalah menyelesaikan masalah stunting," papar Maelani.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi