Penyebaran Virus Ebola di Kongo Meningkat

Penyebaran Virus Ebola di Kongo Meningkat
Seorang petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Ebola kepada pria di Goma, Kongo, 5 Oktober 2019 (Reuters/Baz Ratner)

Analisadaily - Kasus-kasus virus Ebola yang mematikan meningkat di Republik Demokratik Kongo setelah pekerja perawatan kesehatan sebagian besar terputus. Itu terjadi sejak gerilyawan menyerang kamp kesehatan.

Dua puluh tujuh kasus Ebola dikonfirmasi di provinsi Kivu Utara dan Ituri hingga 10 Desember. Ebola sangat menular dan menyebar melalui cairan tubuh.

Pejuang milisi di Kongo timur menewaskan empat orang dan melukai beberapa lainnya dalam serangan terhadap dua pusat tanggapan Ebola dua pekan lalu.

Dilansir dari Reuters, sabtu (14/12), apa yang digambarkan oleh para responden sebagai kemunduran serius terhadap upaya penanggulangan epidemi.

“Ketidakamanan adalah salah satu tantangan utama yang kita hadapi karena mencegah masyarakat untuk melindungi mereka terhadap Ebola,” Dr Michel Yao, manajer insiden WHO, mengatakan pada briefing di Jenewa.

Helikopter akan digunakan sebagai jembatan udara untuk mengangkut ahli epidemiologi dan pemberi vaksin ke daerah yang tidak aman dan membawa mereka kembali pada hari yang sama.

Lebih dari 20 orang dari daerah tambang Biakato yang terkena dampak divaksinasi.

“Ketika kita tidak dapat mengakses komunitas, kita tidak dapat melakukan kegiatan pengawasan termasuk vaksinasi yang telah menjadi salah satu inovasi utama yang membantu kita benar-benar menghentikan penyebaran negara ini kepada orang lain,” kata Yao.

Ada 3.340 kasus Ebola termasuk 2.210 kematian dalam epidemi terbesar kedua di dunia yang dideklarasikan pada Agustus 2018, angka WHO menunjukkan.

Seorang penyintas Ebola jatuh sakit dengan penyakit itu untuk kedua kalinya di Kongo timur, otoritas kesehatan Kongo mengatakan pada hari Minggu, belum jelas apakah itu kasus kambuh atau infeksi ulang.

“Pria itu meninggal di sebuah desa dekat Beni,” kata Yao.

WHO mengatakan, mayoritas dari 27 kasus baru terkait dengan rantai penularan tunggal, di mana pria itu merupakan sumber infeksi potensial bagi 17 orang.

Ini adalah kedua kalinya virus Ebola didokumentasikan pada pria itu dalam waktu enam bulan.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi