Ilustrasi (WSBT)
Analisadaily.com, Beijing - Kasus kematian akibat virus corona COVID-19 di China naik menjadi 2.592, Senin (24/2), setelah Komisi Kesehatan Nasional melaporkan 150 lebih kematian baru.
Dilansir dari
Channel News Asia, jumlah kematian pada hari ini adalah lompatan dari 97 kematian yang dilaporkan pada hari Minggu (23/2) kemarin. Komisi itu juga membenarkan total 409 kasus baru di China.
Jumlah total kasus virus corona COVID-19 yang dikonfirmasi di China daratan sekarang adalah 77.150. Beberapa provinsi telah melaporkan nol infeksi baru selama beberapa hari berturut-turut, bahkan ketika situasinya terus memburuk di Hubei dan di luar China.
Hanya satu kematian dilaporkan di luar Hubei pada hari ini, yaitu di Provinsi Hainan, di mana kantor berita resmi Xinhua melaporkan seorang dokter berusia 55 tahun telah meninggal.
Virus corona COVID-19 telah menyebar ke lebih dari 25 negara dan menimbulkan perhatian serius yang meningkat karena kemunculan kasus baru di Eropa, Timur Tengah, dan Asia.
Italia melaporkan kematian ketiga, dan pihak berwenang menangguhkan pertandingan sepak bola sementara Karnaval Venesia dipersingkat. Jumlah kematian Iran yang dikonfirmasi naik menjadi 8, mendorong larangan perjalanan dari negara-negara tetangga.
Pihak berwenang China mengatakan, para ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengunjungi Wuhan pada akhir pekan, kunjungan pertama yang dilaporkan oleh WHO sejak virus itu muncul dari kota berpenduduk 11 juta orang akhir tahun lalu.
Kelompok pakar internasional memeriksa dua rumah sakit selama kunjungan mereka, termasuk satu rumah darurat di sebuah pusat olahraga, lapor Komisi Kesehatan Nasional.
Mereka juga bertemu dengan para pejabat tinggi di pusat pengendalian penyakit untuk Provinsi Hubei, di mana Wuhan adalah ibu kotanya. China telah mengkarantina Wuhan dan kota-kota lain di Hubei sejak akhir Januari 2020.
Sebagian besar kematian terjadi di Wuhan. Tim WHO tiba di China lebih dari seminggu yang lalu untuk mengamati upaya penelitian dan pengujian, sehingga mereka kemudian dapat membantu dengan rekomendasi untuk memerangi epidemi, kata Dewan Kesehatan Nasional sebelumnya.
WHO memuji Beijing atas penanganan epidemi ini. Namun China dikritik karena membungkam peringatan dini dari seorang dokter whistleblower yang kemudian meninggal karena virus itu.
Jumlah infeksi baru setiap hari di China berada dalam tren menurun, tetapi otoritas kesehatan kebingungan tentang data dengan berulang kali mengubah metode penghitungan.
(RZD)