Annisa menutup wajahnya dengan jilbab saat berada di ruang Kadis Sosial Aceh, Selasa (10/3) (Analisadaily/Kali Harahap)
Analisadaily.com, Banda Aceh - Annisa (27 tahun) duduk dengan wajah murung selama di ruang Kepala Dinas Sosial Aceh, Alhudri.
Dia lebih banyak menunduk dan menutup sebagian wajahnya dengan jilbab yang dikenakannya. Hanya sesekali ia menoleh Alhudri yang duduk berpapasan di depan mejanya.
Selama berada di ruangan tersebut, Annisa yang didampingi Konsuler KBRI Kuala Lumpur dan BNP3TKI tidak banyak bicara, bahkan di tengah-tengah pembicaraan tentang proses pemulangannya antara pihak KBRI dengan Alhudri, ia beberapa kali menyeka air mata dengan tisu.
Saat ditanya bagaimana perasaannya bisa kembali ke kampung halamannya, Annisa sambil menunduk dengan kata terbata-bata hanya menjawab, "
Alhamdulillah saya senang."
Gadis asal Dusun Krueng Tuan, Desa Alue Dua, Kecamatan Nisam Antara, Kabupaten Aceh Utara itu terlihat masih depresi setelah hampir dua tahun dia disiksa oleh majikannya di Malaysia.
Annisa diberangkatkan ke Malaysia oleh agen gelap untuk dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia.
"Annisa dikirim ke Malaysia tidak secara prosedural, dikirimkan oleh pihak- pihak yang mencari keuntungan atas dirinya, hingga dia menjadi korban penganiayaan saat bekerja di Malaysia," kata Shabda Thian, Sekretaris Pertama Konsuler KBRI Kuala Lumpur yang turut mendampingi Annisa ke Dinas Sosial Aceh, Selasa (10/3).
Kadis Sosial Aceh, Alhudri, mengatakan kasus seperti ini sebetulnya sudah kesekian kali terjadi dan menimpa warga Aceh di Malaysia, bahkan sampai berujung ke ranah hukum. Sebagai pemerintah, pihaknya selalu melakukan advokasi melalui KBRI yang menjadi perpanjangan tangan pemerintah di sana.
"Selama ini, setiap ada masalah kita intens berkoordinasi dengan pihak KBRI, kemudian di daerah kita juga ada BNP3TKI dan KKP. Sehingga semua (masalah) ini dapat kita tanggulangi," kata Alhudri.
Menurutnya, dirinya sudah mendapatkan informasi tentang rencana akan dipulangkan Annisa ke Aceh sejak beberapa waktu lalu, dan dirinya juga telah melaporkan hal itu ke Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.
"Pak Plt Gubernur bilang ke saya, mohon ditangani sebaik mungkin," cerita Alhudri.
Karena itu, sambungnya, sejak Senin (9/3) pihaknya sudah melakukan penjemputan dan menyediakan penginapan. Hari ini Annisa diantarkan oleh Dinas Sosial Aceh hingga ke kampung halaman.
"Adinda ini secara psikologis ingin pulang kampung. Ingin berjumpa dan ingin bertemu sanak famili," tambah Alhudri.
Alhudri juga mengaku marah dan tidak habis pikir atas kejahatan yang dilakukan para agen-agen gelap di Aceh, sebab menurutnya kasus Annisa ini bermula dari para agen-agen ini.
Karena itu, Alhudri, mengajak kawan-kawan wartawan untuk sama-sama menyosialisasikan kepada masyarakat Aceh agar mengikuti prosedur yang disediakan pemerintah jika hendak bekerja di luar negeri.
"Tidak ada salahnya kita bekerja ke mana pun, ikuti prosedur yang disediakan pemerintah sehingga tidak mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari. Kepada agen-agen gelap ini sadarlah, sudah cukup kalian mengorbankan orang-orang yang tidak berdosa ini," tegas Alhudri.
Alhudri tahu betul, peran Penguyuban Aceh di Malaysia cukup besar dalam menyelamatkan warga Aceh yang bekerja di sana. Terutama pada kasus penganiayaan berat yang dialami Annisa oleh majikannya.
Alhudri mengaku jika warga Aceh yang terhimpun dalam Penguyuban Warga Aceh di Malaysia cukup solid dan peduli terhadap nasib warga Aceh. Karenanya ia mengucapkan terima kasih akan hal itu.
"Saya atas nama Plt Gubermur Aceh mengucapkan terima kasih kepada Penguyuban Warga Aceh yang ada di Malaysia, yang cukup luar biasa membantu saudara-saudaranya sebangsa dan setanah air, khususnya yang dari Aceh," pungkas Alhudri.
(MHD/EAL)