Direktur RSUDZA, Dr. dr. Azharuddin, Sp.OT K-Spine FICS (dua kiri) (Analisadaily/Muhammad Saman)
Analisadaily.com, Banda Aceh - Kasus pertama positif terinfeksi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) akhirnya ditemukan di Provinsi Aceh.
Kepastian itu diperoleh setelah keluarnya hasil pemeriksaan spesimen dari laboratorium di Jakarta terhadap seorang pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 yang meninggal saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh, Senin (23/3), sekitar pukul 12.45 WIB.
Pasien berinisial AA (56) dengan jenis kelamin laki-laki itu mulai jatuh sakit setelah 13 hari melakukan kunjungan ke Surabaya, Jawa Timur dan Bogor, Jawa Barat. Ia mengalami sesak napas dan pneumonia akut.
Pasien tersebut masuk ke RSUDZA rujukan dari RSUD Cut Meutia Lhokseumawe dan menjalani perawatan di ruang Respiratory Intensive Care Unit (RICU).
Pasien AA yang bertugas di PT Perta Arun Gas Lhokseumawe dicurigai terinfeksi Covid-19 karena memiliki riwayat perjalanan keluar kota.
Direktur RSUDZA, Dr. dr. Azharuddin, Sp.OT K-Spine FICS, ketika dikonfirmasi
Analisadaily.com, Kamis (26/3), membenarkan bahwa hasil pemeriksaan spesimen PDP yang meninggal tersebut telah keluar dan dinyatakan positif Covid-19.
"Iya benar, almarhum positif terinfeksi Covid-19. PDP asal Lhokseumawe yang meninggal dunia Senin kemarin telah keluar hasil pemeriksaan spesimen dari laboratorium dan kita terima pada Kamis (26/3) pagi pukul 06.45 Wib," ujar dr. Azharuddin.
Dijelaskannya, pasien tersebut beberapa saat setelah meninggal belum bisa dinyatakan positif Covid-19 karena belum ada hasil pemeriksaan spesimen. Saat itu dia masih berstatus PDP.
Namun, lanjut Azharuddin, dengan hasil spesimen yang diterima secara resmi dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) di Jakarta hari ini, AA merupakan pasien pertama di Aceh yang dinyatakan positif Covid-19.
Azharuddin menegaskan, pihaknya saat ini sudah mengambil kebijakan untuk mengisolasi 14 tenaga medis di RSUDZA yang menangani pasien tersebut.
"Kebijakan yang diambil oleh manajemen RSUDZA terhadap 14 tenaga medis yang menangani PDP itu adalah mengisolasi mereka. Ada dokter, perawat dan termasuk petugas
cleaning service di ruang RICU. Mereka dikarantina dulu dan tidak boleh keluar sampai 14 hari ke depan, terhitung sejak hari ini untuk pencegahan penyebaran Covid-19," sebutnya.
Sementara Juru Bicara Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani menyebut, petugas khusus penanganan jenazah AA di RSUDZA saat melakukan pemakaman tetap sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan.
Jenazah ditempatkan dalam peti dan diberikan balutan plastik tidak tembus air sehingga sangat aman.
"Meski saat pemakaman belum diketahui positif Covid-19 sambil menunggu keluarnya hasil pemeriksaan spesimen AA dari laboratorium di Jakarta, namun perlakukan terhadap jenazahnya sudah sesuai SOP bagi jenazah pasien infeksius Covid-19," terang Saifullah.
Pemakaman jenazah juga dilakukan di suatu tempat yang disepakati keluarga, namun dirahasiakan untuk publik.
Saifullah belum bisa memberitahukan lokasi pemakaman AA kepada masyarakat, namun ia mengatakan jenazah dimakamkan bukan di sekitar permukiman masyarakat.
(MHD/EAL)