DPRA dan Sekda Aceh Sidak RSUDZA, Temukan Dokter Jarang Masuk

DPRA dan Sekda Aceh Sidak RSUDZA, Temukan Dokter Jarang Masuk
Sekda Aceh Bustami Hamzah bersama Komisi V DPRA saat melakukan Sidak di RSUDZA Banda Aceh (Analisadaily/Muhammad Saman)

Analisadaily.com, Banda Aceh - Komisi V Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) kembali menemukan adanya tumpukan antrian di sejumlah ruang Poliklinik, di Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh saat melakukan inspeksi mendadak, Kamis (8/6).

Dari penelusuran Tim Komisi V DPRA diketahui antrian di sejumlah ruang Poliklinik itu dipicu karena ketidakhadiran dokter piket.

"Temuan kita ketidakhadiran (dokter piket). Ini kelemahan manajemen. Paling sepuluh persen (dokter jaga) yang hadir. Lima yang bertugas, hanya satu yang hadir," ungkap Ketua Komisi V DPRA, M Rizal Falevi Kirani.

Selain itu, pihak RSUZA juga tidak mampu menunjukkan jadwal dokter piket yang bertugas saat Komisi V DPRA bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Bustami Hamzah, melakukan sidak pada Kamis pagi tersebut.

Ikut serta dalam sidak kali ini Kepala Inspektorat Aceh Jamaluddin, Kepala Bappeda Teuku Dadek, dan beberapa pejabat eselon dari jajaran SKPA lainnya. Sementara dari pihak Komisi V yang hadir antara lain Irpannusir, Tarmizi SP dan Muslim.

Terkait tidak adanya jadwal pasti dokter piket, Falevi Kirani mengharapkan adanya perbaikan dari manajemen rumah sakit.

"Jadi kenapa orang (pasien) antri, ya karena tidak ada dokter," kata Falevi di sela−sela inspeksi mendadak tersebut.

Komisi V DPRA berharap dengan hadirnya Sekda Bustami beserta Ketua Inspektorat di dalam sidak tersebut dapat membuktikan bahwa pihaknya serius dalam membenahi manajemen di RSUZA.

Selain itu, sidak yang kembali dilakukan di RSUZA ini merupakan tindaklanjut dari pertemuan antara pihak DPRA dengan jajaran Pemerintah Aceh pada Rabu (7/6).

"Makanya kita buktikan hari ini dengan pengambil kebijakan, bahwa betul tidak ada subspesialis. Nah inikan harus dibenahi," tutur Falevi Kirani.

Dia berharap dengan adanya kegiatan tersebut, pihak manajemen serius dalam mengelola rumah sakit yang menjadi rujukan dari 23 kabupaten dan kota di Aceh.

"Kita harapkan, manajemen itu betul−betul mengelola rumah sakit, bukan mengelola proyek," tegas Fahlevi yang didampingi Tarmizi, Muslim, Irpannusir dan beberapa Anggota Komisi V DPRA lainnya.

Berdasarkan pantauan di lapangan, sidak pada Kamis pagi dilakukan di beberapa ruang poliklinik RSUZA seperti ruang Poli Bedah, ruang Poliklinik Ortopedi, serta ruang Poli Endokrin.

Selain itu, Tim Komisi V DPRA bersama Sekda Aceh juga memeriksa ruang Farmasi dan beberapa ruangan lainnya.

Di sela−sela sidak, Sekda Aceh turut memberikan masukan kepada petugas jaga di masing−masing ruang Poliklinik RSUZA.

"Komitmen kita untuk melayani, tolong jaga itu," pesan Sekda Aceh kepada petugas di ruangan Poli Bedah.

Sementara terkait sidak tersebut, Sekda mengaku telah membahasnya dengan Direktur RSUD dr Zainoel Abidin.

"Pak Direktur berjanji bahwa penataan, pengelolaan, harus lebih baik ke depan," kata Sekda Aceh singkat.

Dia mengaku sidak yang dilakukan bersama Komisi V DPRA tersebut juga dalam rangka mencari solusi agar rumah sakit dapat melayani masyarakat dengan baik.

Terkait hal ini, Direktur RSUDZA dr Isra Firmansyah, turut mengapresiasi sidak yang kembali dilakukan di rumah sakit tersebut.

Menurutnya, dengan kegiatan yang berkali−kali tersebut merupakan wujud keseriusan DPRA dalam memperbaiki manajemen di rumah sakit.

"Artinya menunjukkan keseriusan pemerintah dan dewan yang terhormat untuk memperbaiki pelayanan di rumah sakit ini, sehingga masukan−masukan ini menjadi bahan pelajaran bagi kami di direksi dan manajemen untuk memperbaiki," katanya.

Meskipun demikian, dia mengaku beberapa masukan yang disampaikan oleh DPRA tidak dapat dilakukan dalam waktu cepat, terutama terkait anggaran atau perbaikan fisik fasilitas rumah sakit.

Sementara terkait sumber daya manusia, dr. Isra mengakui ada yang kurang meskipun masih mencukupi dengan adanya penambahan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Selain itu, dr Isra mengaku bahwa RSUDZA memiliki dua institusi yang tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.

"Juga mendidik, dokter spesialis, dokter umum, perawat, bidan bertugas mendidik," ungkapnya.

Dia menduga saat sidak dilakukan, terdapat beberapa dokter piket yang sedang dalam tugas mengajar atau melakukan operasi.

"Mereka tidak hanya mengajar di rumah sakit, tetapi juga mengajar di Fakultas Kedokteran (FK) USK. Jadi inilah yang harus kita buat sinkron," tambah dr Isra.

Selaku Manajemen RSUDZA, dr Isra mengaku akan melakukan pembenahan atas masukan−masukan dari sidak tersebut termasuk akan mencari solusi bagaimana mengatur kembali jadwal piket bagi dokter−dokter spesialis itu.

"Kita coba mengatur skedul yang baik, kalaupun tidak ada di penanggung jawab pelayanan (PJP) utamanya, itu akan digantikan oleh spesialistik yang sama sebagai back−up," pungkas dr Isra.

(MHD/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi