Langkah ini untuk mempersiapkan infrastruktur kesehatan atas lonjakan kasus COVID-19 yang diperkirakan akan terjadi.

Perdana Menteri India, Narendra Modi, meminta 1.3 miliar orang di negara itu untuk tetap berada di dalam rumah selama tiga pekan sebagai upaya mencegah penyebaran penyakit.

Jaringan kereta api India, yang merupakan salah satu sumber kehidupan negara itu, telah diberhentikan karena wabah COVID-19.

Manajemen Kereta Api India dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu (28/3), menyampaikan satu gerbong kereta api telah diubah menjadi fasilitas karantina prototipe.

Begitu mereka mendapatkan izin, rencananya adalah untuk masing-masing zona kereta api India diubah 10 gerbong menjadi ruang isolasi setiap minggu. Indian Railways memiliki 16 zona.

"Kereta api akan menawarkan lingkungan yang bersih, tersanitasi & higienis bagi pasien untuk pulih dengan nyaman," tweeted Menteri Kereta Api India, Piyush Goyal.

Akan tetapi, Goyal, tidak merinci berapa banyak orang yang bisa dirawat di setiap gerbong.

Dilansir dari Channel News Asia, Minggu (29/3), India telah melaporkan 918 kasus yang dikonfirmasi, termasuk 19 kematian.

Langkah-langkah penguncian mengambil korban besar pada kaum miskin India, termasuk jutaan buruh migran yang pekerjaannya di kota-kota telah lenyap.

Banyak yang berjalan kembali ke desa atau stasiun bus dengan harapan menemukan transportasi, yang sudah langka.

Pada hari Sabtu, seorang pekerja migran, yang berangkat dari New Delhi dalam 270 kilometer (168 mil) berjalan ke kampung halamannya di Madhya Pradesh, pingsan dan meninggal, kata seorang pejabat polisi.

Kementerian dalam negeri India mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu bahwa mereka menyarankan negara-negara untuk menyediakan makanan dan tempat tinggal bagi para migran di kamp-kamp bantuan di sepanjang jalan raya.

(CSP)