Tumpukan keranjang berisi sayur-mayur di pajak Roga, Berastagi siap dikirim ke Kota Medan dan daerah lainnya, Selasa (31/3) (Analisadaily/Alex Ginting)
Analisadaily.com, Berastagi - Daya beli masyarakat terhadap produksi pertanian berupa sayurdan buah menurun. Karena, terkendala pengiriman ke luar kota sejak diberlakukannya penutupan sejumlah jalan utama menuju Kota Medan.
Penutupan dilakukan untuk mencegah penyebaran virus vorona, yang kini mengancam seluruh masyarakat di dunia.
Akibat dari itu, banyak produk-produk pertanian tertahan, termasuk di pajak Roga, Berastagi, pajak Singa, Kabanjahe dan pajak Tigapanah, Kecamatan Tigapanah, Karo.
Sejumlah petani dan pedagang pun mengeluh, karena menurunnya daya beli dari pedagang dan masyarakat.
"Entah kapan bencana virus ini berakhir. Kalau begini terus, daya beli masyarakat juga akan terus menurun. Tidak tahu apa yang akan nanti terjadi," ujar Usmanto Purba warga desa Doulu di pajak Roga, Berastagi, Selasa (31/3).
Petani yang datang membawa hasil pertanian ke pajak melihat pedagang kurang bergairah, karena pemasarannya juga menurun drastis.
Ia mengatakan, produksi pertanian berupa kentang, cabe, kubis dan wortel dan lainnya harus dipanen bila masa panen tiba. Tidak bisa ditunda. Walau harga jual relatif murah.
“Saya dengar, produksi pertanian berbagai jenis cenderung menumpuk di Pasar Induk di Medan akibat terkendala pengiriman ke luar kota. Apalagi setelah penutupan sejumlah ruas jalan utama. Ini sangat mengganggu membawa sayur mayur terutama angkutan ekspedisi pengiriman produk ke luar kota,” ucap Usmanto.
Ditanya soal harga sayur-mayur saat ini di pajak Roga, pedagang rata-rata menjual relatif murah.
Ia merincikan, kentang berkisar Rp8.000/kg. Cabe merah Rp22.000/kg. Kubis Rp2500/kg.
"Sudah murah begini, tapi pembeli dari masyarakat kurang, termasuk agen juga daya belinya kurang karena pembelian masyarakat di kota Medan juga menurun," tambah Usmanto.
(ALEX/CSP)