Marulak Siahaan menyerahkan bantuan sembako dari Albert Sihombing kepada 3 perempuan buruh pabrik dolomit di Desa Karing Kecamatan Berampu Dairi, Jumat (22/5). (Analisadaily/Sarifuddin Siregar)
Analisadaily.com, Sidikalang - Buruh usaha pabrik dolomit di Barusan Mblellang Desa Karing, Kecamatan Beramou, Kabupaten Dairi belum pernah menerima bantuan terdampak Covid-19. Padahal, usaha itu jelas-jelas menyusut dan produk seharga Rp15 ribu per karung itu juga sulit terjual.
Hal ini disampaikan Bastiah Agkat (45), perempuan berstatus janda bekerja di usaha keluarga Amiruddin Simbolon, Jumat (22/5).
Dia menyebut, upah Rp 50 ribu per hari. Uang itu dipakai membiayai hidup bersama 2 anaknya jenjang pendidikan SMA dan SMP. Rumahnya juga sudah lapuk.
Yang namanya Program Keluarga Harapan (PKH), Raskin atau sejenisnya, tak pernah kebagian. Dia juga tak tertera dalam bantuan sosial tunai (BST) dari Kementerian Sosial senilai Rp 600 ribu.
Bastiah menyebut, bermandikan debu bersama temannya Rista boru Galingging dan Sulimah agar bisa bertahan hidup.
Sulimah menyebut, tidak pernah menerima uluran pemerintah. Dia ta tahu kenapa demikian. Dari tiga perempuan di usaha tersebut, Rista mengaku telah memperoleh.
Ketiganya mengatakan, terharu atas bantuan bahan pangan dititip seorang pengusaha bahan bangunan di Sidikalang, Albert Sihombing, yang disampaikan melalui Marulak Siahaan.
“Terima kasih kepada Albert yang peduli pada kami keluarga sederhana ini” kata Bastiah dan teman.
Albert pengusaha bahan bangunan di Sidikalang juga menyalurkan sembako kepada Dak Iman, lansia duda berusia 104 tahun tetangga Bastiah. Solin belum pernah merasakan sentuhan pemerintah.
Kepala Bidang Pengelolaan keuangan Desa pada Dinas Pemerintahan Desa, Edison Silalahi membenakan, banyak warga belum terakomodir di bansos Krmensos. Dak Iman Solin dan Bastiah telah tercatat penerima bantuan dari dana desa. Dalam waktu dekat dicairikan.
(SSR/CSP)
